Page 259 - SKI jld 4-16 2015 Resivi Assalam
P. 259

Buku Sejarah Kebudayaan Islam Indonesia - Jilid 4







                (Bi’smi ‘l-Lahi ‘r-rahimi. Wa bihi nas ta inu (Sic.) bi ‘l-Lahi ‘Ala.


                Inilah hikayat yang menyatakan Putri Balkis dari kecil sampai dewasa
                hingga Nabi Allah Sulaiman.

                Maka dikeluarkanlah (oleh) Malin Sagir di dalam hadis yang mulia-mulia
                hendak menimbali Malin Deman. Adapun hikayat Malin Deman tidak
                keluar di dalam hadis. Maka terkenang di dalam hati untuk membuat
                suatu  kaba akan pelengah-lengah puasa. Ada yang kurang, ada yang
                ditambah-tambah sedikit dalam batas yang patut. Ada yang patut pada
                raja, ada yang patut pada putri, karena kita memuliakan supaya birahi
                orang muda).
                             81


           Dari dua pembagian kaba tertulis oleh Yusuf seperti tersebut di atas,  kaba-
           hikayat memperlihatkan pengaruh Islam dengan jelas.





           Kaba Cindua Mato (Kaba Cindur Mata)

           Dalam bentuk lisan,  Kaba Cindua Mato dikenal juga dengan  Mitos Bundo
           Kanduang dan Cindua Mato. Selain itu, dalam bentuk tertulis (ada sekitar 31
           manuskrip),  kaba ini juga dikenal dengan judul  Hikayat Tuanku Nan Muda
           Pagaruyung atau  Sejarah Tuanku Rang Mudo. Cerita ini dikenal baik oleh
           masyarakat Minangkabau dan memperlihatkan pengaruh ajaran Islam  . Kaba
                                                                             82
           Cindua Mato ini memiliki watak mistik yang memberikan tekanan kepada
           kelembagaan syarak (hukum agama) dalam susunan politik Minangkabau .
                                                                                   83
           Menurut Manan, Kaba Cindua Mato berintikan ajaran adat dan agama sebagai
           pandangan  dan  sikap  hidup  masyarakat  Minangkabau  pada  zaman  dahulu
           84 (Manan dalam Yusuf, 1994: 20).


           Teks kaba ini diperkirakan muncul setelah masuknya ajaran Islam melalui pantai
           (barat) Minangkabau pada sekitar abad ke-16 M, setelah Kerajaan Pagaruyung
           menjadi Islam (Yusuf, 57-58). Akan tetapi, Abdullah (1970: 9-10) memperkirakan
           teks kaba ini muncul pada sekitar abad ke-17 M. Berbagai pendapat tentang
           rangka tahun  kaba ini, Yusuf dalam tesisnya (1994) menegaskan bahwa
           teks  Kaba Cindua Mato muncul di pesisir barat Minangkabau sesudah Aceh
           menginjakkan kakinya untuk mengembangkan ajaran Islam. Hal itu selaras
           dengan penyebaran ajaran Islam di Minangkabau, yaitu dari wilayah pesisir ke
           pedalaman..

           Secara ringkas,  Kaba Cindua Mato berkisah tentang berbagai peristiwa yang
           dipicu oleh akan menikahnya Puti Bungsu dengan Imbang Jayo dari Sungai
           Ngiang. Puti Bungsu adalah tunangan dari Dang Tuanku (Tuanku Syah Alam).




                                                                                                245
   254   255   256   257   258   259   260   261   262   263   264