Page 256 - SKI jld 4-16 2015 Resivi Assalam
P. 256
Buku Sejarah Kebudayaan Islam Indonesia - Jilid 4
Ragam Karya Sastra Islam Minangkabau dalam Bentuk
Prosa
Kaba
Pada dasarnya, sejumlah ahli Minangkabau sependapat bahwa kata kaba
merupakan kata pinjaman dari bahasa Arab, alkhabar (tunggal) dan akhbarun
(jamak), yang berarti kabar, pesan, berita, atau warta. Kata kaba dibawa masuk
71
ke Minangkabau, kemudian ke dalam bahasa Minangkabau, menurut Yusuf,
sejalan dengan masuknya Islam ke wilayah Minangkabau sekitar empat abad
sebelum bahasa Melayu diangkat menjadi bahasa persatuan dan bahasa resmi
Indonesia. Berdasarkan asal-usul katanya itu, kaba dapat dikatakan berkembang
sejalan dengan dikembangkannya ajaran Islam di Minangkabau pada masa yang
lalu. . Sebagai istilah, kaba merujuk pada satu ragam susastra tradisional (lisan)
72
73
Minangkabau yang dapat disampaikan oleh tukang kaba .
Kaba adalah cerita yang dikisahkan dalam bentuk prosa liris (prosa berirama).
Kaba disampaikan dengan bahasa berirama dan dengan kalimat yang pendek-
pendek. Kalimat-kalimat pendek-pendek tersebut, biasanya, terdiri dari tiga
sampai lima kata dan memiliki ungkapan-ungkapan yang tetap. Kesatuan
makna yang dimiliki oleh kaba bukanlah kalimat atau baris, melainkan kesatuan
pengucapan dengan panjang tertentu yang dibatasi oleh pemenggalan puisi
(caessura), biasanya, 2 (dua) penggalan caessura. Di dalam kalimat-kalimat itu
terjadi prinsip pasangan (couplet). Sebuah kalimat dengan satu kesatuan makna
memperlihatkan kecenderungan untuk tetap mempertahankan keserasian bunyi
dan keseimbangan jumlah kata yang digunakan. Suatu kesatuan, biasanya,
diikuti oleh kesatuan lain yang mempunyai pola yang sama (kesejajaran struktur).
Contohnya dapat dilihat berikut ini:
Lamolah maso/ antaranyo// bahimpun/ urang samonyo//
Hino mulie/ miskin kayo// bahimpun/ lareh nan panjang//
(Lamalah masa/ antaranya// berhimpun/ orang semuanya//
Hina mulia/ miskin kaya// berhimpun/ laras nan panjang// 74
Pada umumnya kaba, yang disebut juga dengan istilah kaba-curito (kabar-
cerita) , diawali oleh pantun yang menyatakan bahwa pada mulanya kaba
75
adalah berita yang berasal dari langit, kemudian jatuh (sampai) di bumi. Langit
dikaitkan dengan kepercayaan agama Islam, sedangkan berita dihubungkan
dengan ajaran Tuhan yang diturunkan ke bumi untuk disebarluaskan kepada
242