Page 333 - SKI jld 4-16 2015 Resivi Assalam
P. 333

Buku Sejarah Kebudayaan Islam Indonesia - Jilid 4







           Zapin merupakan satu jenis seni pertunjukan Islam lainnya yang terdapat di
           Nusantara. Bahkan, Nusantara di sini lebih luas dari wilayah Indonesia, karena
           zapin juga menyebar luas di Malaysia dan Brunai Darussalam. Zapin lebih sering
           dikenal sebagai sebuah pertunjukan tari, seperti kutipan berikut ini:

           Tari Zapin merupakan tari gaya Melayu yang terdapat di semua wilayah yang     Tari Zapin merupakan
           dihuni oleh suku Melayu seperti Riau, Minangkabau, daerah pantai Kalimantan,    tari gaya Melayu
           Brunaei, Malaysia, bahkan juga Jakarta. Istilah  Zapin  ada yang mengatakan      yang terdapat di
           berasal dari kata Zaffa, Zafah, atau Zafana. Tari yang konon berasal dari Arab   semua wilayah yang
           ini rupanya selalu diakitkan dengan perkawinan. Kata Zaffa berarti ‘menuntun     dihuni oleh suku
                                                                                          Melayu seperti Riau,
           pengantin wanita menuju ke pengantin pria’; Zafah berarti ‘perkawinan’; dan   Minangkabau, daerah
           Zafana berarti ‘tari yang dipersembahkan pada upacara perkawinan’. Tari ini     pantai Kalimantan,
           dilakukan berpasangan dengan lebih mengutamakan langkah kaki. Dalam acara       Brunaei, Malaysia,
           yang tidak begitu formal, kadang-kadang zapin juga mengundang tamu untuk       bahkan juga Jakarta.
           berjoget bersama (Soedarsono 1999:384).                                       Istilah Zapin ada yang
                                                                                          mengatakan berasal
                                                                                         dari kata Zaffa, Zafah,
           Zapin adalah sebuah nama yang banyak dipopulerkan dari sisi tari, sehingga        atau Zafana.
           zapin seolah hanya nama tari. Pada kenyataannya, zapin selalu diiringi oleh
           musik dan terkadang dengan syair atau vokal. Alat musik dalam zapin sendiri
           tidak terlalu beragam, hampir sebagian besar menggunakan gambus atau
           u’d sebagai pembawa melodi. Rebana merupakan alat musik yang digunakan
           sebagai pembawa ritme, dan beberapa kelompok juga menggunakan marwas
           atau marawis. Marawis lebih berperan memberikan aksentuasi yang kompleks
           pada beberapa bagian, terutama dalam pergantian atau pengulangan bagian
           musik. Dalam perkembangan instrumen musik pengiring zapin juga ditemukan
           seperti biola, akordion, dan harmonium. Inilah bentuk kesatuan dari zapin yang
           mempunyai unsur tari, musik, dan sastra.


           Bentuk gerakan zapin juga selalu memakai kekuatan pada gerakan kaki dan
           terkadang gerakan kaki yang rumit dan cepat. Sebagian besar zapin dalam
           tradisi selalu ditarikan oleh laki-laki. Ini seperti yang banyak dipahami bahwa
           dalam tradisi Islam hanya laki-laki yang melakukan gerakan tari. Perkembangan
           belakagan ini, zapin malah banyak ditarikan secara berapsangan antara laki-laki
           dan perempuan. Bentuk seperti ini banyak dipengaruhi oleh perkembangan tari
           melayu serampang duabelas yang dipopulerkan secara nasional.

           Zapin hampir tidak mengalami penolakan dan persoalan non islami, hal ini
           karena selalau dikaitkan dengan sejarah zapin yang berkembang bersamaan
           dengan penyebaran Islam di Nusantara. Dari informasi masyarakat pemilik zapin,
           mengatakan bahwa zapin berkembang dari Hadramaut pada abad ke-14. Zapin
           dianggap sebagai kesenian Islam karena datang bersamaan datangnya dengan
           Islam ke Nusantara. Aspek syair yang digunakan dalam zapin berupa pantun
           yang biasa bermuatan ajaran atau dakwah.








                                                                                                319
   328   329   330   331   332   333   334   335   336   337   338