Page 334 - SKI jld 4-16 2015 Resivi Assalam
P. 334
Buku Sejarah Kebudayaan Islam Indonesia - Jilid 4
Alat musik yang digunakan dalam zapin juga merupakan alat musik yang
indentik dengan Islam, terutama gambus, rebana, dan marawis. Rebana
terutama digunakan dalam berbagai bentuk pertunjukan kesenian Islam lainnya.
Alat musik gambus bentuk mirip dengan alat musik u’d yang hingga kini masih
digunakan di dunia Arab. Warna suara gambus dan u’d juga mirip karena pada
umumnya menggunakan senar atau dawai yang berbahan nylon.
Zapin yang menyebar di Nusantara mempunyai dua kecenderungan. Pertama
menemukan perubahan nama atau bahkan pergantian nama. Kedua, selalu
berkembang di masyarakat berkaitan dengan Melayu atau kerajaan/kesultanan
yang berkaitan dengan Islam. Di Sumatera pada umumnya disebut dengan
zapin, serperti juga di Malaysia dan Brunei. Pengecualian hanya di daerah
Jambi yang disebut dengan dana sara. Kita belum bisa menemukan kenapa ada
perbedaan tersendiri untuk penamaan zapin di Jambi. Sebagian besar daerah
lain di Nusantara hanya mengubah cara mengucapkan japin. Misalnya di Pulau
Jawa biasanya disebut dengan zafin. Hanya Beberapa nama yang mirip juga
terdapat di Kalimantan dan Sulawesi disebut dengan jepen atau jepin. Daerah
Maluku Utara menyebutnya dengan dana dani, suatu istilah yang tidak asing
dengan dana sarah dari Jambi. Kita masih perlu mencari pendalaman sejarah
mengenai keberagaman nama zapin ini.
Perkembangan kesenian zapin sering dikenali bersamaan dengan
berkembangnya sistem pemerintahan yang berbentuk Islam atau dipengaruhi
oleh Islam. Zapin berkembang di semua kesultanan yang ada di Sumatera,
Kalimantan, Jawa, Sulawesi dan Maluku. Kesultanan Islam ini yang menjadi bukti
juga bagaimana zapin tersebar di Nusantara bersamaan dengan Islam. Sampai
sekarang kesenian zapin masih digunakan di kesultanan Islam dan masyarakat
Alat musik yang digunakan
dalam zapin juga merupakan
alat musik yang indentik dengan
Islam, terutama gambus, rebana,
dan marawis.
Sumber: Museum Negeri Padang.
320