Page 335 - SKI jld 4-16 2015 Resivi Assalam
P. 335
Buku Sejarah Kebudayaan Islam Indonesia - Jilid 4
Nusantara. Berdasarkan data yang ada dapat dilihat bahwa zapin merupakan
kesenian yang berkembang di kesulatanan yang dipengaruhi atau Islam. Hal ini Zapin merupakan
Zapin merupakan
berkaitan juga dengan konsep Melayu sebagai sebuah ras, bukan suku bangsa kesenian yang
kesenian yang
yang menyebar di Nusantara. Zapin dapat dikatakan identik dengan penyebaran berkembang di
berkembang di
kesulatanan yang
Melayu sebagai ras. kesulatanan yang
dipengaruhi atau Islam.
dipengaruhi atau Islam.
Hal ini berkaitan juga
Hal ini berkaitan juga
Jepin atau jepen yang terdapat di Kalimantan Barat ada pada masyarakat dengan konsep Melayu
dengan konsep Melayu
Melayu yang berdomisili di sepanjang pandan Barat. Salah satu pusat kerajaan sebagai sebuah ras,
sebagai sebuah ras,
yang peninggalannya masih ada sampai sekarang adalah Sambas, di Kabupaten bukan suku bangsa
bukan suku bangsa
yang menyebar di
Sambas. Jepen juga di temukan pada masyarakat melayu Kutai, yang pusat yang menyebar di
Nusantara. Zapin dapat
kerajaannya ada di Kota Tenggarong, Kalimantan Timur. Sementara pada Nusantara. Zapin dapat
dikatakan identik
dikatakan identik
masyarakat Dayak yang ada di Kalimantan secara keseluruhan tidak ditemukan dengan penyebaran
dengan penyebaran
jepen. Melayu sebagai ras.
Melayu sebagai ras.
Zapin juga masih sering ditambah istilah dibelakangnya untuk membedakan
dari satu gaya zapin dengan zapin lainnya. Jepin dari Sambas, Kalimantan
Barat dikenal dengan jepin lembut. Sebagian besar lagi nama zapin atau jepen
diletakkan tempat asal dari kesenian tersebut untuk menentukan cirinya yang
berbeda. Misalnya kita kenal zapin Bengkalis, dari Riau atau malah dikenal
dengan zapin Riau saja. Nama yang sama juga di berikan pada zapin yang
berasal dari Malaysia, misalnya zapin Johor.
Zapin sampai sekarang masih terus digunakan dan tetap dengan identitas Melayu
yang islami. Terutama dalam berbagai festival telah dilakukan pengembangan
penggarapan karya baru yang tetap memakai dasar dari zapin atau jepen. Di Kutai
Kartanegara, Kalimantan Timur misalnya sudah beberapa kali melakukan satu
festival khusus karya yang dikembangkand dari jepen. Sehingga muncul bentuk
jepen baru yang semula ditarikan oleh laki-laki, lalu ada bentuk berpasangan,
dan sekarang muncul jepen yang hanya ditarikan oleh perempuan. Perubahan
bentuk ini sepertinya kembali dipengaruhi nilai Islam bahwa pemuda dan
pemudi tidak baik untuk menari berpasangan dalam pertunjukan. Begitu pun
sampai sekarang kita masih menyaksikan keberagaman zapin atau jepen dalam
semua bentuknya: tradisi, islami, garapan baru.
321