Page 438 - SKI jld 4-16 2015 Resivi Assalam
P. 438
Buku Sejarah Kebudayaan Islam Indonesia - Jilid 4
Indonesia, sejak masa-masa awal kepenyairannya telah memproklamasikan puisi
sebagai media sang penyair berdoa: ... Dengan puisi aku berdoa/ Perkenankanlah
kiranya (“Dengan Puisi, Aku”, 1966). Pernyataan ini dapat dikatakan mewakili
sikap dan pandangan umum penyair-penyair Muslim tentang puisi sebagai alat
ekspresi kesadaran dan penghayatan relijius mereka. Sudah tentu begitu banyak
puisi-puisi doa, dengan kandungan yang berbagai-bagai pula. Kandungan puisi-
puisi doa sangat tergantung pada momen relijius setiap penyair, dan terutama
pada apa yang menjadi perhatian utama mereka. Atau sebaliknya, kandungan
doa menunjukkan momen-momen penting di mana penyair diharu-biru oleh
pokok-soal yang sedang dihayati dan direnungkannya.
Puisi Kenabian
10
Nabi Muhammad jelas merupakan sosok paling dihormati dan dicintai di Dunia
Islam. Ia merupakan pusat orientasi berbagai aspek kehidupan, termasuk
kehidupan praktis sehari-hari. Nabi Muhammad ditiru sampai pada hal-hal
sederhana dalam kesehariannya: cara bertuturnya, cara berpakaiannya, warna
kesukaannya, kurma yang dipujinya, minyak wangi yang sering digunakannya,
cara berhiasnya, cara makannya, cara memelihara tubuhnya, dan lain
sebagainya. Sebab, hidup keseharian Nabi Muhammad mambawa pancaran
relijius dan emanasi spiritualnya. Maka meniru dunia praktis sehari-hari Nabi
Muhammad adalah juga sebuah harapan untuk mendapatkan pancaran relijius
dan spiritualnya. Sosok yang paling dihormati dan dicintai pastilah memberikan
inspirasi tak habis-habis terhadap berbagai tradisi. Juga terhadap puisi, tidak
hanya di Dunia Islam, melainkan juga di Barat. Sebagaimana ditunjukkan
11
misalnya oleh Annimarie Schimmel (1991), puisi yang diilhami dan merupakan
penghormatan kepada Nabi Muhammad adalah tradisi sastra yang hidup dan
melimpah di Dunia Islam.
Di Indonesia, para penyair menulis puisi tentang dan untuk Nabi Muhammad atas
dasar pengalaman dan penghayatan masing-masing penyair berikut orientasi
estetiknya. Di tengah tradisi-yang-hidup menyangkut penghormatan kepada
Nabi Muhammad di Indonesia, juga fakta bahwa mayoritas penyair Indonesia
adalah Muslim, puisi tentang dan untuk sang nabi tidak dapat dikatakan
melimpah. Tapi hal itu bagaimanapun tidaklah mengurangi penghormatan
dan cinta umat Islam Indonesia ―khususnya para penyairnya― terhadap nabi
mereka. Puisi penghormatan kepada Nabi Muhammad mencakup berbagai segi
424