Page 439 - SKI jld 4-16 2015 Resivi Assalam
P. 439
Buku Sejarah Kebudayaan Islam Indonesia - Jilid 4
kehidupan sang nabi, tidak saja momen-momen paling penting dalam sejarah
hidupnya, melainkan juga hal-hal sederhana dari pribadinya. Tapi sudahlah pasti
momen-momen penting dari kehidupan sang nabi mendapat perhatian utama
para penyair. Apa yang penting dari puisi persembahan untuk nabi ini adalah
sikap dan pandangan penyair terhadap nabi sendiri berikut momen-momen
penting dalam kehidupannya, yang sebagiannya merupakan respon emotif para
penyair dan sebagiannya lagi merupakan penafsiran atas kehidupan sang nabi.
Tentu saja, puisi-puisi mereka merefleksikan kesadaran umum umat Islam —
khususnya umat Islam Indonesia— tentang Nabi Muhammad berikut relevansi
moral, relijius, spiritual, dan sosialnya.
Di antara generasi relatif awal penyair-penyair Indonesia modern yang menulis
puisi kenabian adalah Bahrum Rangkuti (1919-1977). Puisi Bahrum Rangkuti,
“Mi’raj”, pada mulanya tidak diumumkan, baru diumumkan dalam buku Gema
Tanah Air suntingan HB Jassin (1948: 181-185). Sebagaimana tersirat dari
12
judulnya, puisi tersebut berisi renungan tentang mi’raj Nabi Muhammad sebagai
pengalaman spiritual. Puisi Bahrum Rangkuti itu merupakan puisi relatif awal
tentang Nabi Muhammad dalam puisi Indonesia modern. Dalam perkembangan
selanjutnya, puisi kenabian menunjukkan fenomena penting, dilihat dari beberapa
segi khususnya pencapaian estetik. Di antara penyair-penyair Indonesia, Taufiq
Ismail paling banyak menulis puisi tentang Nabi Muhammad dan nabi-nabi yang
lain. Tak kurang dari 15 puisi merupakan catatan dan renungan atas momen-
momen sangat penting dari hidup Nabi Muhamaad, di samping keseharian
dan teladan-teladannya. Di antaranya adalah turunnya wahyu pertama di gua
Hira, isra’-mi’raj, peristiwa hijrah, Perang Badar, doa nabi, dan turunnya wahyu
terakhir di Jabal Rahmah. Juga tentang kelahiran dan kemangkatannya. Puisi
tentang turunnya wahyu pertama dan wahyu terakhir punya arti simbolis:
Taufiq membuka puisi-puisinya tentang Nabi Muhammad mulai momen paling
penting di awal sejarah sang nabi sendiri, yaitu turunnya wahyu pertama, dan
menutupnya dengan momen paling penting di akhir sejarah sang nabi, yaitu
turunnya wahyu terakhir. Taufiq telah pula menulis balada 25 rasul, satu puisi
13
tentang masing-masing rasul dengan 2 puisi khusus tentang Nabi Muhammad
(balada 25 nabi ini dinyanyikan oleh Bimbo). Segera jelas bahwa Nabi Muhammad
tidak hanya memberinya banyak inspirasi untuk puisi-puisinya, melainkan juga
mendapat tempat penting dalam puisi-puisinya. Taufiq menulis puisi tentang
banyak tokoh, misalnya Jose Rizal, Fatahillah, Laksmana Cheng Ho, dan Syekh
Yusuf, namun jelas Nabi Muhammad merupakan tokohnya yang terpenting.
Taufiq Ismail memberikan supremasi pada Nabi Muhammad atas nabi-nabi
yang lain, bahkan atas Nabi Ibrahim, satu-satunya nabi dan rasul yang oleh
Tuhan dijadikan sahabat kesayangan-Nya (khalîl) (QS 4: 125). Dalam puisinya
“Jamaah Baytul-Maqdis” (Taufiq Ismail, 2008a: 695), puisi tentang isra’-mi’raj,
dikisahkan bahwa setelah tiba di Baytul Maqdis, Nabi Muhammad yang datang
mengendarai kuda disambut oleh para nabi dan rasul: .../ para Nabi dan Rasul/
dalam waktu yang lebur/ mengelukan/ lelaki berkuda itu/.... Lalu mereka saling
425