Page 96 - SKI jld 4-16 2015 Resivi Assalam
P. 96
Buku Sejarah Kebudayaan Islam Indonesia - Jilid 4
peristiwa itu Amir Hamzah memimpin pasukan memerangi raja-raja kafir dan
menyebarkan agama Islam. Tetapi malang sekali, Amir Hamzah akhirnya gugur
ketika berperang dengan Raja Lahad.”
Hikayat Muhammad Ali Hanafiyah. Meskipun hikayat ini ditulis berdasarkan
Hikayat Muhammad sumber Arab, tetapi dikembangkan menjadi sebuah hikayat oleh penulis-
Ali Hanafiyah.
Meskipun hikayat ini penulis Persia pada abad ke-14 M. Dasar ceritanya ialah legenda yang hidup
ditulis berdasarkan di kalangan pengikut sekte Kaisaniya, sebuah sekte dari madzhab Syiah yang
sumber Arab, tetapi berbeda dari sekte-sekte Syiah lain seperti aliran Imam Duabelas (Imamiya),
dikembangkan menjadi
sebuah hikayat oleh Imam Tujuh (Ismailiya), Imam Lima (Zaidiya) dan lain-lain. Sekte-sekte Syiah yang
penulis-penulis Persia lain berpendirian bahwa hanya keturunan Ali bin Thalib dan Fatimah saja yang
pada abad ke-14 M. berhak menjabat Imam, maka sekte Kaisaniya menganggap bahwa jabatan
Dasar ceritanya ialah
legenda yang hidup imamah berakhir setelah wafatnya Muhammad Ali Hanafiyah. Hanafiyah adalah
di kalangan pengikut putra Ali yang ketiga dari istrinya yang berasal dari suku Hanaf dan yang dinikahi
sekte Kaisaniya, sebuah Ali setelah wafatnya Fatimah. Sekte ini dikembangkan oleh Kaisan, pengasuh
sekte dari madzhab
Syiah yang berbeda Hanafiyah yang sangat mengagumi kesalehan tuannya.
dari sekte-sekte Syiah
lain seperti aliran Imam Dalam sastra Melayu hikayat ini telah dikenal sejak akhir abad ke-15 M dan
Duabelas (Imamiya),
Imam Tujuh (Ismailiya), digubah berdasarkan sumber Persia yang ditulis pada pertengahan abad ke-
Imam Lima (Zaidiya) 14. Ringkasan ceritanya sebagai berikut: ”Ketika Ali dipilih menjadi khalifah
dan lain-lain ke-4 setelah terbunuhnya Usman bin Affan, Mu’awiya -- keponakan Usman
yang menjabat sebagai gubernur Damaskus – menentang keputusan itu.
Dia merancang untuk membunuh Ali. Perang berkobar antara pengikut Ali
dan Mu’awiya. Keduanya memiliki kekuatan yang seimbang. Bahkan dalam
pertempuran yang menentukan pasukan Ali berada di atas angin. Tetapi melalui
cara yang licik, Mu’awiya menawarkan perundingan. Dalam perundingan
diputuskan untuk mengadakan tahkim, yaitu melalui sebuah pemilihan yang
dilakukan oleh beberapa hakim yang ditunjuk oleh masing-masing pihak. Tahkim
memutuskan Mu’awiya berhak menjabat khalifa dan sejak itu resmilah Dinasti
Umayya memerintah kekhalifatan Islam. Pemerintahan Umayyah berlangsung
antara tahun 662 hingga 749 M. Tidak lama setelah itu Ali dibunuh di Kufa
dan para pengikutnya terus melancarkan berbagai pembrontakan terhadap
Umayya. Pada masa pemerintahan Yazid, pengganti Mu’awiya, timbul pula
pembrontakan yang menewaskan Hasan dan Husein. Muhammad Hanafiya
bangkit dan mengumpulkan pasukan, kemudian melancarkan peperangan
menentang Yazid. Dalam sebuah pertempuran yang menentukan Yazid
terbunuh secara mengerikan, yaitu jatuh ke dalam danau yang penuh kobaran
api. Setelah itu Muhammad Hanafiya menobatkan putra Husainn, Zainal Abidin
menjabat sebagai imam. Ketika itu dia mendengar kabar bahwa tentara musuh
sedang berhimpun dalam sebuah gua. Dia pun pergi ke tempat itu untuk
memerangi mereka. Ketika dia masuk ke dalam gua, dia mendengar suara
ghaib yang memerintahkan agar dia jangan masuk ke dalam gua. Tetapi dia
tidak menghiraukan seruan itu. Dia terus saja membunuh musuh-musuhnya.
Tiba-tiba pintu gua tertutup dan dia tidak bisa keluar lagi dari dalamnya.” 18
82