Page 97 - SKI jld 4-16 2015 Resivi Assalam
P. 97

Buku Sejarah Kebudayaan Islam Indonesia - Jilid 4







           Keenam, roman-roman Islam. Pada umumnya ditulis sebagai pelipur lara, namun    Roman-roman Islam.
           demikian unsur didaktiknya cukup dominan. Termasuk dalam kelompok ini          Pada umumnya ditulis
           ialah Hikayat Jauhar Manik, Hikayat Syamsul Anwar, Hikayat Kamaruz Zaman,      sebagai pelipur lara,
           Hikayat  Sultan Bustaman,   Hikayat Raja  Khaibar, Hikayat Ahmad Muhamad,     namun demikian unsur
                                                                                           didaktiknya cukup
           Hikayat Siti Hasnah, Hikayat Siti Zubaidah Perang Dengan Cina dan lain-lain.        dominan.
           Sebagian dari hikayat-hikayat ini dikembangkan dari kisah-kisah yang terdapat
           dari cerita berbingkai dan sebagian lagi dikembangkan menjadi alegori sufi.
           Pada umumnya cerita dalam kisah-kisah ini bermain di wlayah Tiimur Tengah,
           Asia Barat, Persia dan India. Nama tempat yang memang ada dalam sejarah
           seperti Baghdad, Madain dan Turkistan. Tetapi juga terdapat juga nama-nama
           rekaan bercorak Arab dan Persia seperti Syarqastan, Sanjatan, Malik al-Ghuyur
           dan lain sebagainya.


           Melengkapi hikayat bercorak Persia muncul pula hikayat-hikayat yang
           mengandung baik unsur Hindu maupun Islam seperti Hikayat Jaya Langkara,
           Hikayat Gul Bakawali, Hikayat Si Miskin, Hikayat Isma Yatim, Hikayat Nakhoda
           Asyik, Hikayat Nakhoda Muda, Hikayat Berma Syahdan, Hikayah Syah Mardan,
           Hikayat Inderaputra dan lain-lain. Tokoh-tokoh dalam hikayat ini adalah pahlawan
           tempatan dan lingkungan terjadinya cerita juga di bumi Melayu, kecuali Hikayat
           Gul Bakawali. Unsur Islam tampak misalnya dengan menceritakan bahwa tokoh
           fasih membaca al-Qur’an, selalu berzikir, istrinya empat, dan di mana pun berada
           tidak lupa berdoa dan salat di masjid. 19

           Ketujuh, hikayat Perumpamaan atau Alegori Sufi.  Sebagian dari alegori sufi
           digubah berdasarkan hikayat yang termasuk dalam kategori roman, seperti
           misalnya Hikayat Syah Mardan, Hikayat Inderaputra dan lain-lain. Dalam sastra
           Jawa contoh terbaik ialah Cerita Dewa Ruci. Adapun alegori yang disadur dari
           sumber sastra Persia ialah Hikayat Burung Pingai, Hikayat Perkataan Alif dan
           lain-lain. Yang terkenal ialah Hikayat Burung Pingai yang disadur dari Mantiq
                                                                                            Ketujuh, hikayat
           al-Thayr (Musyawarah Burung) karya Fariduddin al-`Attar, penyair sufi Persia    Perumpamaan atau
           abad ke-12 yang masyhur. Hikayat ini baru belakangan saja diungkap. Braginsky   Alegori Sufi. Sebagian
           (1993:40) menemukan versi hikayat ini dalam naskah Leiden Cod. Or. 3341 yang     dari alegori sufi
                                                                                          digubah berdasarkan
           telah disalin oleh van Ronkel pada tahun 1922, namun hampir tidak ada peneliti   hikayat yang termasuk
           memberi perhatian terhadap hikayat ini.  Deskripsi dalam Hikayat Burung Pingai   dalam kategori roman.
           ialah sebagai berikut:

           ”Nabi  Sulaiman,  raja  binatang  dan  jin,  memanggil  semua  burung.  Burung
           pertama yang muncul ialah Nuri, Khatib Agung di kalangan burung-burung.
           Disusul Kasuari, Elang, Kelelawar, Pelatuk, Tekukur, Merak, Gagak dan lain-lain.
           Di depan mereka Nabi Sulaiman bertanya kepada burung Nuri, jalan apa yang
           harus ditempuh untuk mencapai rahasia dan hakikat kehidupan? Nuri menjwab,
           melalui jalan tasawuf, yang tahapan-tahapannya berjumlah tujuh (sebagaimana
           tujuh lembah keruhanian dalam Mantiq al-Tayr).  Nuri lantas memperlihatkan
           kearifannya dengan menceritakan bahwa seorang kawannya mengeluh tidak






                                                                                                 83
   92   93   94   95   96   97   98   99   100   101   102