Page 89 - PROSIDING KONFERENSI NASIONAL SEJARAH X Budaya Bahari Dan Dinamika Kehidupan Bangsa Dalam Persepektif Sejarah Jakarta, 7 – 10 November 2016 Jilid VII
P. 89
15
hendaknya disesuaikan dan relevan dengan kondisi geografis yang dimiliki.
Kebanggaan Indonesia akan kejayaan lautnya mulai terkikis saat mengalami
penjajahan oleh Belanda, yang menyetir orientasi maritime menjadi orientasi
agraris. Pola pendidikan yang dikembangkan juga menjadi lebih banyak
difokuskan pada bidang pertanian dan perkebunan. Kini saatnya kita kembali pada
jati diri Indonesia yang asli, yang tertuang dalam pasal 25A undang-Undang
Dasar Negara Republic Indonesia tahun 1945 tentang wilayah Negara, “Negara
Kesatuan Republik Indonesia adalah sebuah Negara kepulauan yang berciri
Nusantara dengan wilayah yang batas-batas dan hak-haknya ditetapkan dengan
undang-undang.”
Merints pendidikan berbasis maritime bukan suatu hal yang mudah, dan
juga bukan sesuatu yang mustahil. Memang selama ini, ada kesalahan di dalam
system kurikulum kita, mengapa? Karena selama ini murid-murid di sekolah
kurang mengenal laut Indonesia, karena system kurikulum dalam pendidikan tidak
berfokus pada pengenalan terhadap potensi laut yang luar biasa itu. Padahal
dinegara lain, pengenalan lingkungan alam, terutama laut menjadi bagian penting
dalam kurikulum sekolah, mulai dari Sekolah dasar sampai Sekolah Menengah
Atas. Indonesia yang jelas-jelas adalah Negara kepulauan, justru kalah dalam hal
15
ini. Oleh karena itu, gagasan, ide, dan konsep tentang upaya pengenalan akan
dunia maritime Indonesia harus segera dilakukan sejak anak masih duduk di
bangku Taman kanak-Kanak. Sedangkan murid Sekolah Dasar dapat mulai
diperkenalkan dengan laut melalui materi dan permainan yang aktraktif, seperti
lagu, pengenalan akan biodata laut, seperti ikan melalui gambar di aqua rium, dan
peta yang menunjukkan luasnya wilayah Negara Indonesia. Lagu “Nenek
Moyangku Seorang Pelaut” ciptaan Ibu Sud dapat menjadi referensi pembelajaran
sederhana yang mendidik sekaligus menyenangan itu, agar selalu diperdengarkan
kepada peserta didik sebelum memulai pelajaran di kelas. Tujuannya ialah untuk
mengenalkan kepada ingatan kolektif anak (term memori) agar membentuk dasar
wawasan maritime di benak para calon pemimpin bangsa masa depan.
15
Lihat Ainur Rahman, Indonesia Butuh Kurikulum Pendidikan kelautan, in
http://news.detik.com/read/2015/03/06/202521/282106/10/1/banyuwangi-dipilih-menjadi-pusat-
pendidikan-maritim-nasional, diakses 5 Juni 2016.