Page 90 - PROSIDING KONFERENSI NASIONAL SEJARAH X Budaya Bahari Dan Dinamika Kehidupan Bangsa Dalam Persepektif Sejarah Jakarta, 7 – 10 November 2016 Jilid VII
P. 90

16







                                  Sedangkan  pada  tingkat  Sekolah  Lanjutan  Menengah,  pendidikan
                           wawasan  kemaritiman,  adalah  bagaimana  membentuk  sumber  daya  manusia
                           kelautan yang berdaya saing dan kompeten. Untuk kepentingan ini perlu dibangun

                           sekolah  tinggi  yang  bergerak  di  bidang  maritime,  baik  kelautan,  perikanan,
                           perkapalan, nautika, keniagaan, maupun pertahanan.

                                  Perubahan orientasi dan visi dari daratan ke  visi kelautan atau maritime,
                           memang  memerlukan  waktu  yang  relative  panjang.  Hal  ini  tentunya  perlu

                           mendapat perhatian  semua  pihak,  terutama  adalah  Kementerian  Pendidikan  dan
                           Kebudayaan  (Kemdikbud)  dan  Kementerian  Riset,  Teknologi,  dan  Pendidikan

                           Tinggi Republik Indonesia (Kemristekdikti), dan kementerian teknis lainnya yang
                           terkait  dengan  kelautan.  Katakanlah,  Kemdikbud  dan  Kemristekdikti  sebagai
                           pihak  yang  bertanggungjawab  terhadap  mutu  pendidikan  nasional,  mulai  dari

                           pendidikan  dasar  sampai  perguruan  tinggi,  berdasarkan  pada  keperluan  bangsa
                           akan generasi pewaris dan penerus jiwa bahari. Akan tetapi, kini aspek ini tidak

                           mendapatkan  perhatian  khusus  terutama  pada  jenjang  pendidikan  dasar  sampai
                           menengah.  Hanya  di  sebagai  kecil  perguruan  tinggi  memiliki  pilihan  beragam
                           untuk memperoleh pendidikan kelautan yang diperlukan.

                                  Faktor  tersebut  memberikan  indicator,  bahwa  dari  pendidikan  formal,
                           kurikulum  pendidikan  nasional  yang  diterapkan  masih  belum  mampu

                           mengakomodir kepentingan akan sumber daya manusia  yang menguasai tentang
                           dunia maritime. Apa lagi anak-anak usia sekolah uyang berasal dari keluarga yang

                           mayoritas  berada  dalam  kesulitan  ekonomi,  masih  kurang  mendapatkan
                           kesempatan  memperoleh  pendidikan  yang  layak  sesuai  haknya.  Padahal  aspek

                           kelautan  atau  dunia  maritime  suatu  Negara  akan  maju  apabila  didukung  oleh
                           kemampuan  sumber  daya  manusia  dibidang  kemaritaman.  Oleh  karena  itu,
                           langkah-langkah strategis menuju tercapainya tujuan  itu perlu segera dilakukan,

                           mulai  dari  inisiasi  pengenalan  dunia  maritime  hingga  pendalaman  teknologi
                           terkini  yang  terkait  dengan  pengelolaan  dan  pemanfaatan  potensi  kelautan  atau
                                                   16
                           kemaritiman di Indonesia.


                           16
                              Lihat Nono Sampono, Implementasi Kurikulum Kebaharian Dalam Sistem Pendidikan
                           Nasional, Paper presented di Sekolah Yayasan Hangtuah’ Rabu 19 Agustus 2015.
   85   86   87   88   89   90   91   92   93   94   95