Page 94 - PROSIDING KONFERENSI NASIONAL SEJARAH X Budaya Bahari Dan Dinamika Kehidupan Bangsa Dalam Persepektif Sejarah Jakarta, 7 – 10 November 2016 Jilid VII
P. 94
20
Samudera Hindia dan Laut Cina Selatan. Pergantian angin muson ini secara
langsung mempengaruhi rute pelayaran, demikian juga pertumbuhan dan
perkembangan pelabuhan di Asia Tenggara.
Yang sangat menarik juga untuk dikaji berhubungan dengan aktivitas
pelayaran dan perdagangan di dalam sejarah maritime, ialah masalah perompakan.
24
Kegiatan ini, menurut Fernand Braudel (1976) dan Lapian (2009) terkait erat
dengan keadaan kemakmuran di suatu perairan. Korelasi antara kegiatan bajak
laut dengan perdagangan merupakan bentuk awal dari perdagangan maritime.
Dalam hal itu keperluan akan barang komoditi dagang yang semula berupa tukar-
menukar barang timbul karena kekurangan suatu barang tertentu di suatu tempat,
sedangkan tempat lain mempunyai surplus.
4.2 Susunan Materi Ajar Sejarah Maritim Dalam Kurikulum Pendidikan
Berikut ini susunan Materi Ajar Sejarah Maritim yang dirancang untuk
Kurikulum Pendidikan di Sekolah.
(1) Konsep dan Konteks Sejarah Maritim
2.1 Pengertian dan Ruang Lingkup Sejarah Maritim
2.2 Fakta Geografis dan Sejarah Maritim Dunia
2.3 Dinamika Pelayaran dan Perdagangan Dunia
(2) Zona Perdagangan Maritim Asia Abad ke-XIII-XIV
2.1 Dinamika Pelayaran dan Perdagangan Asia
2.2 Perdagangan Laut Awal
2.3 Sriwidjaya Sebagai Pemegang Hegemoni Perdagangan di Asia Tenggara
2.4 Jenis Perahu Layar
2.5 Ciri-Ciri Perdagangan
2.6 Komoditi Perdagangan
2.7 Zona Maritim Teluk Bengal, Selat Malaka, Laut Cina Selatan, Laut Jawa
dan Laut Sulu (hubungan antar dan interkoneksi).
2.8 Kemunduran dan Runtuhnya Sriwidjaya
(3) Hubungan Pelayaran Cina dan Jawa
24
Adrian B. Lapian, Pelayaran dan Perniagaan Nusantara Abad 16 dan 17 (Jakarta: Komunitas
Bambu, 2009); Orang Laut Bajak Laut: Sejarah Kawasan Laut Sulawesi Abad XIX, Disertasi
Universitas Gadjah Mada, 1987.