Page 95 - PROSIDING KONFERENSI NASIONAL SEJARAH X Budaya Bahari Dan Dinamika Kehidupan Bangsa Dalam Persepektif Sejarah Jakarta, 7 – 10 November 2016 Jilid VII
P. 95
21
3.1 Majapahit Sebagai Pemegang Hegemoni Pelayaran dan Perdagangan
3.2 Teknologi Perkapalan
3.3 Hubungan Perdagangan Awal Cina, Jawa dan Maluku
3.4 Hubungan Perdagangan Swasta dan Negara
3.5 Merosotnya Hubungan Pelayaran dan Perdagangan Cina dan Jawa
3.6 Runtuhnya Majapahit dan Muncuknya Kerajaan Islam Pesisir
(4) Zona Pelayaran dan Perdagangan di Asia Tenggara Abad ke XV-XVII.
4.1 Asia Tenggara dalam Kurun Niaga, dan Tanah bawah Angin
4.2 Angin Musim dan Perbintangan Sebagai Pedoman Pelayaran
4.3 Kota-Kota pelabuhan Dagang di Nusantara (Malaka, Aceh, Tuban, Gresik,
Cirebon, Surabaya, Sedayu, Semarang, Banten, Sunda Kelapa, Makassar,
Banjar, Ternate, Tidore, Bacan, Jailolo, dan Ende Flores)
4.4 Organisasi Pelayaran dan Perdagangan
4.5 Pola-Pola Perdagangan
4.6 Elite Perdagangan (Saudagar Asing, Keturunan Orang Asing, Bangsawan
Pribumi, dan Syhabandar)
(5) Pelayaran dan Perdagangan ke Dunia Baru (Penjelajahan Samudera)
5.1 Mengenal Dunia Baru
5.2 Perintis Pelayaran Samudera
5.3 Pelayaran Portugis dan Spanyol (Portugis di Malaka, Portugis dan Spanyol
di Maluku)
5.4 Pelayaran Inggris (Kebangkitan Negara Bangsa, Pembentukan Kongsi
Dagang dan Pos Dagang)
5.5 Raja Laut dan Bajak Laut (Kesultanan Ternate, Kesultanan Tidore, Bajak
Laut Tobelo)
(6) Perdaganagan Maritim dan Transformasi Budaya
6.1 Pelaut dan Pedagang
6.2 Jalur Pelayaran Nusantara
6.3 Barang komoditi Perdagangan
6.4 Angkutan Sungai dan Laut
6.5 Undang-Undang Perdagangan dan Pelayaran Amanna Gappa