Page 12 - Kepemimpinan Tradisional 22.1.15
P. 12

Kepemimpinan Tradisional di Indonesia




                  tujuan bersama, kedua komunitas dan masyarakat yang diteliti memberi-
                  kan gambaran jelas bahwa untuk mencapai tujuan bersama, mereka cukup

                  jeli dan rinci dalam menentukan prinsip-prinsip penentuan figur sesorang
                  pemimpin.  Demikian  rinci  dan  spesifik  maka  prinsip  kepemimpinan  dan

                  penentuan pemimpin  menjadi  sangat tergantung pada  konteks kehidupan

                  sosial masyarakat setempat, yang akhirnya memberikan ciri kepemimpinan
                  suku Bangsa Aceh Besar dan kepemimpinan masyarakat Adat Kajang.


                     Dalam deskripsi etnografis yang dihadirkan, sangat jelas peneliti berusa-

                  ha menghadirkan gambaran tentang kepemimpinan tradisional yang menun-

                  jukkan adanya prinsip-prinsip kepemimpinan yang bersandar kepada kebia-
                  saan-kebiasaan kuno dengan mana status dan hak-hak pemimpin ditentukan

                  oleh adat kebiasaan. Kepemimpinan tradisional yang  digambarkan  dalam

                  etnografi ini memberikan gambaran bahwa dalam kepemimpinan tradisional
        6
                  tersebut, diperlukan adanya unsur-unsur kesetiaan dan keyakinan yang

                  bersifat mendasar tentang adanya hubungan antara manusia dan sang pencipta.
                  Perbedaan kedua tulisan mulai muncul dalam upaya menggambarkan dan

                  kontekstualisasi nilai-nilai kepemimpinan pada era kehidupan modern

                  dimana kepemimpinan lebih tampak memiliki ciri kepemimpinan rasional-
                  legal. Aturan-aturan tertulis dengan  jelas  dan  diundangkan dengan tegas,

                  sehingga batas-batas kewenangan unsur-unsur kepemimpinan ditentukan
                  oleh aturan  main yang  telah dibakukan;  kepatuhan  dan kesetiaan  para

                  pengikut  tidak ditujukan kepada pribadi para pejabat melainkan kepada

                  lembaga yang bersifat impersonal. Namun demikian, dalam masyarakat yang
                  diteliti oleh  kedua  tim, tampak bahwa kepemimpinan tetap mendasarkan

                  pada ciri kepemimpinan karismatik. Artinya, seseorang dapat menduduki

                  posisi sebagai pemimpin karena adanya sifat-sifat yang dianggap baik, yang
                  melekat pada diri seseorang karena berbagai hal misalnya aspek keturunan
   7   8   9   10   11   12   13   14   15   16   17