Page 107 - Naskah Gubernur Pertama di Indonesia
P. 107

94       Gubernur Pertama di Indonesia



            Jawa  Tengah  dalam  bulan  Oktober  1945  dan  sekaligus  menjadi
            komisaris  tinggi  untuk  wilayah  Solo  dan  Jogjakarta  sebagai  wakil
            pemerintah Republik Indonesia yang berkedudukan di Solo. Jabatan
            baru  yang  diemban  oleh  R.P.  Soeroso  ini  tidak  memiliki  tugas  dan
            tanggung  jawab  yang  ringan  apabila  dibandingkan  dengan
            jabatannya  ketika  menjabat  sebagai  Gubernur  Jawa  Tengah.
            Seringkali  tiap  malam  R.P.  Soeroso  mendapat  laporan  dari  orang-
            orang  Eropa  maupun  orang-orang  pribumi  yang  saling  culik
            menculik  satu  sama  lain  dan  terdapat  golongan-golongan  yang
            bersifat radikal dan melakukan perlawanan secara sepihak.
                    Untuk   mempermudah       urusan   terkait   pemerintahan
            administratif,  terutama  di  daerah  Kasunanan,  Mangkunegaran,  dan
            Pakualaman pada waktu itu, R.P. Soeroso menjalankan pemerintahan
            yang  bersifat  legislatif  maupun  eksekutif.  Ketika  itu,  hal  tersebut
            tidak berada pada ranah yang sewajarnya. Oleh karena itu, di antara
            KNI Daerah, sel diketuai oleh Kusumadiningrat dan Sri Sunan XII, dan
            Mangkunegara  VIII.  Terdapat  pembagian  tugas  terhadap  Sri
            Mangkunegara  yang  menjalankan  urusan  legislatif  bersama  KNI
            Daerah,  sedangkan  Sri  Sunan  dan  Mangkunegoro  menjalankan
            urusan  eksekutif  di  wilayah  tersebut.  Hal  tersebut  dapat  diterima
            oleh  kedua  belah  pihak  yang  masing  masing  menerima  pembagian
            tugas  tersebut.  Akan  tetapi  beberapa  hari  kemudian  R.P.  Soeroso
            menerima  surat  dari  para  penasehat  Sunan  dan  Mangkunegara
            bahwa yang menjalankan pemerintahan eksekutif adalah para patih
            dari kedua raja tersebut. Keputusan tersebut ditolak oleh daerah dan
            kemudian lembaga tersebut membentuk Presidium untuk mengurus
            urusan eksekutif. Ketika itu ketua Presidium yang dipilih adalah R.P.
            Soeroso sendiri.
                    Untuk  daerah  Jogjakarta,  R.P.  Soeroso  berusaha  untuk
            mengadakan  pertemuan  antara  para  pemimpin  daerahnya.
            Diantarnya  dengan  Komite  Nasional  Indonesia  Daerah  (KNID)
            Jogyakarta yang diketuai oleh Mohammad Saleh, Sri Sultan IX dan Sri
            Paku Alam XI. Pertemuan ini berhasil menyepakati pembagian tugas
            diantara  anggota  KNID  Jogjakarta,  yaitu  adanya  pembagian  tugas
   102   103   104   105   106   107   108   109   110   111   112