Page 112 - Naskah Gubernur Pertama di Indonesia
P. 112

Raden Pandji Soeroso        99



                      Dalam  upaya  memperjuangkan  perjuangan  pada  masa
               Revolusi, R.P. Soeroso mengadakan rapat dengan para lurah di desa
               desa  agar  para  petani  menyerahkan  10%  hasil  tanaman  padi  yang
               mereka  tanam  untuk  diberikan  kepada  tentara  nasional  Republik
               Indonesia,  tentara  pelajar  dan  para  pejuang  agar  dapat  memenuhi
               kebutuhan harian dan menunjang berjalannya kegiatan gerilya yang
               berlangsung  di  berbagai  daerah.  Pada  periode  tersebut,  dari  18
               Desember  1948  hingga  akhir  Juni  1949.  Ia  bergerilya  dari  daerah
               Tawangmangu  ke  timur  hingga  Ngrambe,  Madiun,  hingga  terus  ke
               timur, hingga Belanda tidak bisa mencapai daerah tersebut.
                      Pada  periode  tersebut,  perjuangan  diplomasi  pada  saat  itu
               juga  dilakukan  oleh  Mr.  Roem  dan  van  Royen  di  New  York  yang
               kabarnya  sampai  ke  Jakarta.  Pada  perundingan  tersebut,  terdapat
               wakil  perkebunan  Belanda  yang  mengeluhkan  ditariknya  tentara
               Belanda yang menjaga kebun kebun milik perusahaan Belanda. R.P.
               Soeroso  beranggapan  bahwa  kedudukan  tentara  Indonesia  cukup
               kuat  dan  mampu  menjaga  wilayah-wilayah  stretegis,  sehingga
               seharusnya    dapat   menghasilkan    perundingan    yang    lebih
               menguntungkan bagi pemerintah Republik Indonesia.
                      Setelah  agresi  militer  kedua  pada  akhir  bulan  Juni  1949  di
               Jogjakarta,  R.P.  Soeroso  menjabat  sebagai  menteri.  Ia  menduduki
               posisi  sebagai  Menteri  Dalam  Negeri  untuk  urusan  pemerintahan
               daerah  dan  menjadi  kepala  Kantor  Urusan  Pegawai.  di  kota
               Jogjakarta iya tinggal di rumah kerabat saudaranya. Menurut catatan
               yang  ditulis  olehnya,  keadaan  yang  ia  alami  selama  bergerilya
               sangatlah sengsara.
                      R.P. Soeroso sempat menderita penyakit bronkitis yang amat
               parah,  sehingga  ia  harus  melalui  perjalanan  pulang  dengan  tandu.
               Akan  tetapi,  dalam  waktu  tempo  kurang  lebih  satu  bulan,  R.P.
               Soeroso  dapat  sembuh  dan  kembali  bekerja  dengan  baik.  Ketika
               berada  di  rumah  sakit,  RR.  Soeroso,  mendapatkan  kunjungan  dari
               Presiden Sukarno dan Wakil Presiden Mohammad Hatta yang datang
               dan  menjenguk  keadaan  R.P.  Soeroso.  Ia  merasakan  kegembiraan
               ketika  delegasi  Indonesia  berangkat  ke  negeri  Belanda  untuk
   107   108   109   110   111   112   113   114   115   116   117