Page 116 - Naskah Gubernur Pertama di Indonesia
P. 116

Raden Pandji Soeroso        103



                      Anggota Partai Indonesia Raya, pada umumnya adalah orang-
               orang  terpelajar  dan  intelektual  yang  memiliki  pengalaman  dalam
               pemerintahan,  oleh  karena  Parindra  mengutamakan  kecakapan,
               kejujuran,  dan  keinginan  untuk  membela  kepentingan  rakyat  kecil.
               Meskipun begitu,  Partai Indonesia  Raya  tidak memiliki massa yang
               cukup besar karena pada pemilihan umum, diadakan sistem memilih
               orang,  atau  calon  dari  partai  partai  politik  ikut  dalam  pemilihan
               umum  bukan  memilih  gambar  partai  seperti  pemilihan  umum  di
               Inggris. Akan tetapi, pada pemilihan umum tahun 1955, sistem lama
               dalam  pemilihan  partai  masih  berlaku,  sehingga  Partai  Indonesia
               Raya  kalah  dalam  pemilihan  tersebut  karena  tidak  memiliki  massa
               anggota yang besar.
                      Pada  tahun  1954,  R.P.  Soeroso  mendirikan  yayasan  untuk
               mendorong  adanya  kemajuan  kesehatan  terhadap  anak  anak
               terutama  bagi  anak  anak  yang  menderita  sakit  paru-paru.  R.P.
               Soeroso membangun gedung-gedung untuk rumah sakit di atas tanah
               seluas  44  ha  di  desa  Cilandak  Selatan  yang  berlangsung  selama
               empat tahun dari tahun 1954 hingga tahun 1958.
                      Ketika  bangunan  bangunan  tersebut  selesai  didirikan,  R.P.
               Soeroso mendapatkan kredit untuk membeli peralatan rumah sakit
               dan  alat  alat  kesehatan  untuk  menunjang  kegiatan  di  rumah  sakit
               tersebut. Kemudian R.P. Soeroso menyerahkan rumah sakit tersebut
               kepada Departemen Kesehatan yang kemudian menjadi rumah sakit
               pemerintah.  Yayasan  tersebut  pada  awalnya  bernama  Yayasan  Ibu
               Sukarno,  lalu  kemudian  saat  lahirnya  Orde  Baru,  yayasan  tersebut
               berganti nama menjadi Yayasan Fatmawati dan tetap dipimpin oleh
               R.P. Soeroso sebagai ketua yayasan tersebut.
                      Baru  kemudian  pada  tahun  1967,  Departemen  Kesehatan
               mengajak Yayasan Fatmawati di bawah kepemimpinan R.P. Soeroso
               untuk  bekerjasama  dengan  Rumah  Sakit  Fatmawati  sesuai  dengan
               prinsip pemerintah dalam menggalakkan partisipasi rakyat sebesar
               mungkin  untuk  usaha  kesehatan.  Di  dalam  kerjasama  itu  terdapat
               persetujuan  yang  dinamakan  “Piagam  Kerja  Sama”  antara
               Departemen  Kesehatan  dan  Yayasan  Fatmawati.  Dalam  kegiatan
   111   112   113   114   115   116   117   118   119   120   121