Page 235 - Naskah Gubernur Pertama di Indonesia
P. 235

I Gusti Ketut Pudja      221



               upacara  sederhana  Terauchi  menyatakan  bahwa  pemerintah
               Kekaisaran Jepang memutuskan memberi kemerdekaan kepada
               Indonesia, dan PPKI  yang menentukan sendiri kapan waktu yang
               tepat. Sukarno membayangkan 25 Agustus.
                      Sementara itu, Gunseikan (kepala pemerintahan militer) di
               Jakarta telah menunjuk 21 anggota PPKI, yang seluruhnya laki-laki
               dan  separuh berasal dari Jawa. Tampaknya  yang memilih para
               anggota itu adalah penguasa militer di tiga wilayah komando AD dan
               AL karena mereka  yang  terpilih rata-rata sudah berpengalaman
               bekerja  dalam birokrasi  pemerintahan kolonial dan  Jepang. Tidak
               ada satu pun perwakilan dari organisasi pemuda. Jepang rupanya
               sudah membayangkan bahwa para anggota PPKI inilah yang
               nantinya akan menjalankan pemerintahan Indonesia merdeka dalam
                                                                46
               kerangka Kemakmuran Bersama Asia Timur Raya.  Pudja ditunjuk
               oleh pejabat Minseibu untuk mewakili Sunda Kecil dan diperintahkan
               berangkat ke Jakarta pada 14 Agustus. Kemungkinan ia diutus karena
               perannya yang penting sebagai penasihat pemerintah Jepang di Syu

                    47
               Kaigi.  Bahwa Pudja dan para anggota lainnya telah diperintahkan
               berangkat pada  tanggal  tertentu menunjukkan pemerintah Jepang
               sudah punya rencana tersendiri untuk segera mendorong
               kemerdekaan  Indonesia setelah tanda-tanda kekalahan terhadap
               Sekutu semakin jelas.
                      Sekembali rombongan Soekarno dan Hatta dari Dalat pada 14
               Agustus sejak dari lapangan terbang  Kemayoran mereka telah
               disambut  oleh pejabat  Gunseikan, komandan  AD Ke-16  Letnan
               Jendral Yūichirō Nagano, Laksamana Maeda, para anggota PPKI, dan
               rakyat  yang meneriakkan “Indonesia Merdeka!” Sukarno sempat
               menyampaikan  pernyataan pendek  tentang hasil pertemuannya
               dengan  Marsekal  Terauchi, “Kalau dahulu saya berkata, sebelum
               jagung berbuah Indonesia akan merdeka, sekarang saya dapat
                                                                            48
               memastikan Indonesia akan merdeka sebelum jagung berbunga.”
                       Singkat cerita, setelah melalui perdebatan tentang waktu dan
               cara memproklamasikan kemerdekaan antara tokoh-tokoh senior
               dan  kelompok pemuda, pada 17 Agustus 1945, pukul 10.00 pagi,
               bertempat di depan  halaman  rumahnya,  Sukarno didampingi
   230   231   232   233   234   235   236   237   238   239   240