Page 242 - Naskah Gubernur Pertama di Indonesia
P. 242
228 Gubernur Pertama di Indonesia
dari kelompok-kelompok pemuda tentang strategi pembelaan
62
kemerdekaan negeri.
Kerja sama antara pemerintah Pudja-Manuaba dan pemuda
menghasilkan perluasan basis-basis Republik yang militan di
sejumlah swapraja, terutama di Badung, Buleleng, Jembranan, dan
Tabanan. Pada saat yang sama sudah terbentuk pula BKR di Singaraja
yang dipimpin oleh Daidanco I Made Putu dan di Denpasar oleh I
63
Nyoman Pegeg pada 31 Agustus. Untuk wilayah yang oleh
pemerintah Belanda demikian dijaga agar tak tersentuh politik cukup
mengagumkan bahwa pemuda-pemuda Bali sedemikan bersemangat
membela proklamasi kemerdekaan. Persoalannya senjata yang
mereka miliki sangat terbatas dan mereka berusaha mencari cara
untuk memperoleh senjata dari pihak penguasa Jepang, secara resmi
ataupun secara paksa.
Seperti tergambarkan sedikit dalam catatan Soekardani,
ganjalan utama dalam pendirian pemerintah Republik adalah
kecilnya dukungan para raja dan bangsawan dari puri-puri yang
berpengaruh di Bali. Bagaimanapun terbatasnya kekuasaan mereka
pada zaman kolonial ataupun pendudukan, mereka tetap memiliki
kemampuan menggalang kekuatan rakyat untuk bergerak. Dalam
beberapa hal keragu-raguan penguasa-penguasa puri untuk
mendukung pemerintah Sukarno-Hatta muncul karena mereka tidak
tahu pasti apakah pemerintah Republik baru ini akan
menguntungkan mereka secara politik dan ekonomi atau tidak. Sejak
zaman prakolonial persaingan antarpuri untuk menguasai suatu
wilayah memang sangat kuat dan mudah berujung pada peperangan.
Adalah intervensi militer Belanda yang mengakhiri pertikaian
tersebut. Pemerintah kolonial, demikian pula pemerintah Dai
Nippon, menetapkan penguasa-penguasa puri yang mendukung
mereka sebagai raja, dan menendang mereka yang menentang. Pada
zaman revolusi kemerdekaan, puri-puri yang menjadi basis kekuatan
Republik terbesar, kecuali di Jembrana, kebanyakan adalah puri-puri
pesaing puri raja, seperti Puri Satria di Badung dan puri-puri di
Tabanan. Puri Sukasada, rumah asal Ketut Pudja, termasuk
pendukung kuat Republik dan gerakan pemuda. Keterbukaan kota-

