Page 34 - Naskah Gubernur Pertama di Indonesia
P. 34

Teuku Mohammad Hasan         21



               bersandar pada pihak koloni, namun juga tidak bisa berpegang pada
               apa  yang  ditawarkan  oleh  pemerintah  Indonesia.  Kelompok
               Tionghoa kemudian membentuk milisi Poh An Tui untuk melindungi
               diri dari huru-hara yang ditimbulkan oleh para pemuda dari laskar.
                      Pada bulan-bulan awal kemerdekaan Indonesia, para pemuda
               yang tergabung dalam laskar ataupun bukan kerap terlibat dengan
               upaya  pelucutan  senjata,  baik  dari  tentara  Jepang,  Sekutu  maupun
               kelompok  yang  dianggap  dekat  dengan  kedua  pihak.  Sebagai
               gubernur  Sumatera,  Teuku  Mohammad  Hasan  dihadapkan  pada
               situasi  yang  tidak  mudah.  Salah  satu  pertempuran  paling  sengit
               terjadi di bagian selatan Medan pada 10 Desember ketika  pasukan
               Inggris  berusaha  merebut  alat  transportasi  bersenjata  dan
               membebaskan  tiga  tentara  di  Deli  Tua.  Mereka  menghadapi
               perlawanan  yang  keras  dari  TKR,  TKR-B  dan  pasukan  pemuda
               lainnya.  Seluruh  angkatan  bersenjata  Inggris  di  wilayah  tersebut
               gagal  memenuhi  tujuannya.  Ini  kemudian  merupakan  pertempuran
               pertama  ketika  para  pemuda  mulai  menggunakan  senjata  yang
               mereka  rampas  dan  menunjukkan  kedaulatan  Indonesia  dalam
               membatasi operasi yang dilakukan oleh tentara Sekutu di Medan.
                      Pertempuran sengit juga terjadi di kota-kota lain. Salah satu
               yang  terburuk  meletus  di  Tebing  Tinggi.  Sebagai  pusat  produksi
               beras  dan  sayur,  kota  itu  mengalami  arus  masuk  pedagang  yang
               tinggi  namun  banyak  orang  menderita  kelaparan.  Sejak  periode
               Jepang,  daerah  itu  memang  menjadi  basis  gerakan  Muslim  anti-
               Jepang.  Pada  11  Desember,  kelompok    pemuda  di  Tebing  Tinggi
               memblokade kereta api dari Medan ke Kisaran yang dipenuhi pejabat
               dan  angkatan  bersenjata  Jepang.  Mereka  menuntut  agar  senjata-
               senjata tersebut diserahkan kepada pemuda dengan menawan empat
               orang  Jepang  hingga  permintaan  tersebut  dikabulkan.  Seluruh
               senjata  kemudian  diberikan  kepada  pemuda,  namun  tiga  tawanan
               Jepang dibunuh.
                      Dalam  keadaan  genting,  pihak  Sekutu  dan  pemerintah
               Indonesia  sepakat  melakukan  perundingan.  Setelah  kembali  dari
               Aceh  pada  17  Desember,  Gubernur  Hasan  dipanggil  oleh  Brigadir
   29   30   31   32   33   34   35   36   37   38   39