Page 46 - Naskah Gubernur Pertama di Indonesia
P. 46
Teuku Mohammad Hasan 33
Gubernur Mohammad Hasan sigap menyambut kedatangan Hatta
yang berjarak cukup jauh dari tempatnya saat menerima kabar;
Berhubung dengan berita itu saya menyerahkan pimpinan
Sidang II DPS kepada Wakil Ketua DPS. Saya bersiap
berangkat ke Lampung guna menjemput Wakil Presiden dan
rombongan. Rombongan saya menuju langsung ke Teluk
Betung, Ibukota Keresidenan Lampung, melalui Sungai Dareh,
Bangko, Muara Tebo, Surulangun Jambi, Lubuk Linggau,
Baturaja dan Tanjung Karang. Di tengah jalan, Keresidenan
Palembang, mobil kami tersangkut di jalan dalam lumpur,
karena jalan dewasa itu masih becek. Keesokan harinya
rombogan Gubernur Hasan dan Residen Lampung beserta
stafnya menuju pelabuhan Panjang untuk menjemput Wakil
Presiden dan rombongan.
7
Wakil Presiden Mohammad Hatta tiba di Panjang pada 3 Juni
1947, disambut Gubernur Mohammad Hasan, Residen Lampung
Abdul Abbas, beserta para pejabat sipil dan militer, kepala laskar
rakyat dan pemimpin rakyat Lampung. Dari sana, Hasan menemani
Hatta memantau rapat umum di Teluk Betung, lalu bergerak ke
Bengkulu, Jambi, Bukittinggi dan akhirnya ke Pematangsiantar.
Mereka merayakan hari kemerdekaan RI yang pertama, 17 Agustus
1946, di Hotel Siantar.
Tidak lama setelah itu, Perjanjian Linggardjati disepakati
antara pihak Indonesia dan Belanda yang hanya mengakui
pemerintah Republik hanya di Pulau Jawa, Madura dan Sumatera.
Perjanjian tersebut juga mencakup pembentukan negara Republik
Indonesia Serikat yang merupakan persemakmuran dari Kerajaan
Belanda. Sementara dalam proses menuju ke tahap itu, kedua belah
pihak bersepakat untuk mengawal keamanan dengan cara-cara yang
damai.
Namun, belum genap satu tahun Perjanjian Linggarjati, pihak
Belanda melancarkan serangan militer pada Juli 1947. Di Sumatera,
tersiar kabar bahwa tentara Belanda mulai memasuki
Pematangsiantar dari Tebingtinggi pada 29 Juli 1947. Pada saat yang