Page 70 - Naskah Gubernur Pertama di Indonesia
P. 70

Soetardjo Kartohadikoesoemo        57



                      Kemampuan  dan  wawasan  Soetardjo  dalam  penataan
               birokrasi  mencatatkan  dirinya  sebagai  tokoh  yang  diperhitungkan
               kaum nasionalis. Itu dibuktikan oleh pengalamannya sebagai pamong
               praja  pada  dua  rezim  yang  berbeda:  pemerintah  kolonial  Hindia
               Belanda  dan  militer  Jepang.  Figurnya  lebih  dipandang  lewat
               konsistensinya  memajukan  kehidupan  rakyat  ketimbang  ningrat
               berdarah biru.
                      Pada  waktu  Badan  Penyelidik  Usaha-usaha  Kemerdekaan
               Indonesia (BPUPKI) dibentuk pada 1 Maret 1945, Soetardjo menjadi
               salah  satu  anggotanya.  Sebagai  wadah  bentukan  Jepang,  BPUPKI
               dimaksudkan untuk mempersiapkan kemerdekaan negara Indonesia.
               Soetardjo  tercatat  sebagai  anggota  membidangi  Urusan  Keuangan
               dan Perekonomian dengan ketua Mohammad Hatta.
                      Dalam  rapat  besar  BPUPKI  11  Juli  1945,  Soetardjo
               mengusulkan  wilayah  Indonesia  meliputi  seluruh  Hindia  Belanda
               ditambah  Malaya  dan  Papua.  Namun,  yang  diputuskan  kemudian
               adalah wilayah Hindia Belanda dan Papua minus Malaya seperti saat
               ini.  Di  forum  yang  sama,  Soetardjo  menyatakan  yang  terpenting
               dalam rancangan untuk negara Indonesia adalah kemerdekaan batin.
               “Yang  paling  kuat  untuk  menyusun  negara  yaitu  memerdekakan
               batin  dengan  lain  perkataan  di dalam  agama  kita,  ‘mati  dan  hidup’
               atau ‘sirnaraga’ atau tidak mementingkan diri sendiri atau yang lebih
               penting lagi ‘datang ke alam kesurgaan’.”
                                                     16

               MENJADI GUBERNUR

               Pada  17  Agustus  1945,  di  Jakarta,  Sukarno  dan  Hatta  atas  nama
               bangsa Indonesia memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Sejak
               saat itu, Indonesia menjadi negara republik yang berdaulat. Sukarno
               dan Hatta ditetapkan sebagai presiden dan wakil presiden. Dua hari
               kemudian  ditetapkan  delapan  provinsi  di  wilayah  negara  kesatuan
               Republik  Indonesia.  Kendati  demikian,  formasi  resmi  kabinet  dan
               penataan regional belum terbentuk. Selain itu, aparatur dan birokrat
               di tingkat daerah masih diragukan loyalitas nasionalisnya.
   65   66   67   68   69   70   71   72   73   74   75