Page 75 - Naskah Gubernur Pertama di Indonesia
P. 75

62          Gubernur Pertama di Indonesia



            yang  terdiri  dari  dua  batalion  (2.000  prajurit)  tentara  Inggris
            resimen Gurkha tiba pada 12 Oktober 1945. Tentara Sekutu dipimpin
            oleh Komandan Brigade ke-37 Inggris, Brigadir Jenderal Mac Donald.
            Seperti  diketahui,  dalam  rombongan  Sekutu  ikut  serta  pasukan
            Belanda dan petugas NICA sehingga menimbulkan kemarahan rakyat.
                    Kedatangan  Sekutu  disambut  pamflet  yang  bertebaran  ke
            berbagai penjuru kota. Cara penyambutan itu diinsiasi oleh berbagai
            organisasi perjuangan baik politik maupun militer. Isinya seolah-olah
            menyatakan  perang  terhadap  Sekutu.  Segala  cara  dan  senjata
            dianjurkan untuk digunakan bertempur, mulai dari bambu runcing,
            golok,  senapan,  hingga  ular  berbisa.  Semua  kekuatan  dikerahkan
            untuk menggempur setiap sikap dan tindakan yang dapat merugikan
            kedaulatan negara Republik Indonesia.
                                                 24
                    Apa  yang  selanjutnya  terjadi  di  berbagai  daerah  adalah
            perlawanan  mempertahankan  setiap  jengkal  wilayah.  Pertempuran
            demi  pertempuran  pun  meluas  di  sejumlah  daerah  di  Indonesia.
            Perlawanan  timbul  karena  rakyat  menentang  kehadiran  tentara
            Sekutu dan Belanda.
                    Salah  satu  kancah  pertempuran  terbesar  dan  paling  heroik
            terjadi di Surabaya. Pertempuran Surabaya pada 10 November 1945
            menyebabkan banyak korban rakyat Indonesia. Sekira ribuan orang
            tewas baik dari BKR, laskar, maupun rakyat Surabaya. Pertempuran
            Surabaya  juga  berdampak  politis  besar  karena  seorang  jenderal
            Inggris A. W. S Mallaby tewas dalam pertempuran. Mallaby menjadi
            satu-satunya perwira tinggi Inggris yang gugur dalam pertempuran
            front  Perang  Dunia  II.  Hal  ini  menjadi  perhatian  bagi  Sekutu.  Di
            tingkat  pusat,  kegiatan  diplomatik  mulai  terjalin.  Sekutu  berupaya
            menghindari  kerusuhan  seperti  yang  terjadi  di  Surabaya.  Rencana
            operasi militer ke berbagai daerah di Indonesia dipertimbangkan.
                    Komandan  tentara  Sekutu  di  Jawa  Barat,  Brigadir  Jenderal
            Mac  Donald  mencabut  perintah  penyerahan  sejata  rakyat  pada  17
            November      1945.   Dengan     gembira    Gubernur     Soetardjo
            Kartohadikoesoeko menyampaikan perubahan sikap Sekutu kepada
   70   71   72   73   74   75   76   77   78   79   80