Page 73 - Naskah Gubernur Pertama di Indonesia
P. 73

60          Gubernur Pertama di Indonesia



            pertahanan di Jawa Barat terhadap pendudukan tentara Sekutu dan
            Belanda.

            MENGHUBUNGKAN PEMERINTAH DENGAN DAERAH

            Menurut Undang-Undang No. 1 tahun 1945, Jawa Barat merupakan
            daerah  otonomi  provinsi  yang  dipimpin  Gubernur  Soetardjo
            Kartohadikoeskoemo  yang  berkedudukan  di  Jakarta.  Provinsi  Jawa
            Barat terdiri dari lima wilayah yaitu Banten, Jakarta, Bogor, Priangan,
            dan  Cirebon.  Masing-masing  wilayah  dikepalai  seorang  residen.
            Setiap  wilayah  dibagi  dalam  16  kebupatian  yakni  Bandung,  Garut,
            Sumedang,  Tasikmalaya,  Cirebon,  Ciamis,  Kuningan,  Majalengka,
            Purwakarta,  Tanggerang,  Cianjur,  Sukabumi,  Bogor,  Serang,
            Rangkasbitung,  Pandenglang.  Di  dalamnya  terdapat  lima  kota
            otonomi, yaitu Jakarta, Bandung, Bogor, Cirebon, dan Banten.
                    Pada  masa  awal  kegubernurannya,  Soetardjo  lebih  banyak
            berdinas di Jakarta sehubungan dengan rencana kedatangan pasukan
            Sekutu. Pertengahan September 1945, terdengar berita radio, tentara
            Sekutu  akan  mendarat  di  Jakarta,  dan  akan  dilakukan  pengalihan
            kekuasaan  dari  tangan  pemerintah  militer  Jepang.  Berita
            menyimpulkan,  Sekutu  akan  mengambil  alih  Indonesia  yang  baru
            merdeka.  Sekutu  tak  sendiri  karena  membonceng  tentara  sipil
            Belanda  yang  tergabung  dalam  Nederlandsch  Indie  Civil
            Administratie atau NICA.
                    Presiden  Sukarno  menangkap  sinyal  politik  yang  gawat.
            Untuk  menghadapi  dan  menyambut  kehadiran  Sekutu,  Sukarno
            mengundang  petinggi  negara  di  rumah  kediamannya  di  Jalan
            Pegangsaaan Timur, Jakarta. Semua orang terkemuka hadir. Tampak
            di  antaranya  Menteri  Dalam  Negeri Wiranatakusuma  dan  wakilnya
            Mr. Hermani. Soetardjo turut serta mewakili eksponen pamong praja.
            Rapat  dipimpin  langsung  oleh  Bung  Karno.  Namun,  pembicaraan
            berlangsung  alot,  hadirin  berbicara  simpang-siur.  Menjelang  siang,
            rapat belum menghasilkan keputusan. Sukarno dan Hatta pamit lebih
   68   69   70   71   72   73   74   75   76   77   78