Page 79 - Naskah Gubernur Pertama di Indonesia
P. 79

66          Gubernur Pertama di Indonesia



                    Pada  suatu  hari,  para  pemimpin  gerilya  dan  pasukan
            bersenjata  lainnya  meminta  izin  Soetardjo  untuk  melakukan
            serangan  umum.  Sementara  senjata  yang  tersedia  masih  belum
            memadai.  Senjata-senjata  Jepang  juga  belum  diperoleh  sesuai
            kebutuhan.  Menurut  hemat  Soetardjo,  waktunya  belum  tiba  untuk
            ofensif  skala  besar.  Alasannya,  kekuatan  pemukul  di  daerah  belum
            siap.  Mereka  masih  dalam  pelatihan  oleh  Angkatan  Bersenjata.
            Menurut  Soetardjo,  serangan  umum  baru  bisa  dilancarkan  jika
            latihan  pematangan  sudah  selesai.  Begitu  pula  dengan  perolehan
            senjata Jepang yang masih perlu waktu untuk mendatangkannya.
                    Dua hari dua malam rapat berlangsung di rumah gubernuran.
            Soetardjo bersikukuh percobaan serangan akan berisiko besar. Akan
            tetapi, tekanan untuk melakukan serangan terbuka terhadap Inggris
            dan  Belanda  menjadi  luar  biasa.  Para  pejuang  menyusun  rencana
            untuk  melangsungkan  serangan  umum  pada  24  November  1945.
            Tanpa  diduga,  serangan  dilancarkan  pejuang-pejuang  Bandung
            sebelum hari-H.
                           31

            TURUN KE FRONT

            Pada 21 November 1945, terjadi serangan pertama terhadap prajurit
            patroli Gurkha. Eskalasi bersenjata selanjutnya memuncak pada tiga
            hari  berturut-turut.  Harian  Merdeka  (24  November  1945)
            melaporkan  bahwa  selama  seminggu  terakhir,  tembakan-tembakan
            terdengar  sepanjang  pagi  dan  malam  di  seluruh  kota.  Pada  malam
            hari pertempuran terbuka pecah dan revolusi di Bandung pun mulai
            memasuki fase yang paling sengit.
                                            32
                    Tak  hanya  saling  menyerang  dengan  senjata,  teror  juga
            ditebar  dalam  bentuk  lain.  Dini  hari,  25  November  1945,  serdadu
            Belanda melancarkan serangan sabotase. Sehabis hujan deras di Kali
            Cikapundung yang melintasi tengah kota Bandung, tentara Belanda
            sengaja  membuka  penahan  air.  Sabotase  itu  mengakibatkan  banjir
            besar  melanda  kawasan  Bandung.  Banyak  rumah  berikut
            penghuninga  di  tepi  kali  itu  hanyut.  Jeritan  warga  yang  tinggal  di
   74   75   76   77   78   79   80   81   82   83   84