Page 71 - JAPRI EDUKASI I (3) JULI-OKT 2020
P. 71
Astiti, Ni Nengah: Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray…
Rata-rata keaktifan belajar siswa= belajar siswa meningkat menjadi 21,61 yang
21,61 yang dikonvesikan ke dalam PAP dikonvesikan ke dalam PAP skala lima,
skala lima, berada pada tingkat penguasaan berada pada tingkat penguasaan X > 20 yang
X > 20 yang berarti bahwa tingkat Keaktifan berarti bahwa tingkat Keaktifan Belajar
Belajar Siswa siklus II tergolong sangat siswa siklus II tergolong tinggi. Ketuntasan
tinggi. Ketuntasan klasikalnya = 94,44%, klasikalnya = 94,44%, masih ada 1 orang
masih ada 1 orang siswa yang memiliki siswa yang memiliki keaktifan belajar
keaktifan belajar sedang. Hal ini sedang. Hal ini menunjukkan bahwa
menunjukkan bahwa kendala-kendala yang kendala-kendala yang dihadapi pada siklus I
dihadapi pada siklus I sudah dapat diatasi sudah dapat diatasi pada siklus II. Maka dari
pada siklus II. Maka dari itu kriteria itu kriteria ketuntasan minimal baik dan
ketuntasan minimal baik dan ketuntasan ketuntasan klasikal 90% sudah terpenuhi
klasikal 90% sudah terpenuhi sehingga sehingga penelitian pada siklus II dinyatakan
penelitian pada siklus II dinyatakan berhasil berhasil dan siklus dihentikan.
dan siklus dihentikan. Hasil penelitian ini sejalan dengan
hasil penelitian yang dilakukan oleh Syarifah
Pembahasan Hasil Penelitian (2018) dalam penelitiannya yang berjudul
Penerapan Model pembelajaran Kooperatif
Model pembelajaran Two Stay Two
Tipe Two Stay Two Stray meningkatkan hasil
Stray (TSTS) sangat efektif untuk
belajar ilmu pengetahuan alam siswa kelas V
meningkatkan keaktifan belajar siswa di
SD N 21 Balai Makam Kecamatan Mandau
kelas. Hal ini terbukti dari hasil penelitian ini
tahun pelajaran 2016/2017 menemukan
pada siklus I rerata Keaktifan Belajar Siswa
bahwa model pembelajaran kooperatif tipe
adalah 18,22 dan berada pada kategori
Two Stay Two Stray sangat efektif digunakan
tinggi. Akan tetapi masih ditemukan kendala
untuk meningkatkan hasil belajar IPA siswa.
berupa guru belum mampu menciptakan
Peningkatan yang terjadi setiap siklus, pada
suasana belajar aktif dan menyenangkan,
siklus I persentase hasil belajar IPA siswa
belum semua siswa memahami materi
adalah 66,7%. Setelah dilaksanakan siklus II,
pembelajaran yang disampaikan, kerjasama
persentase hasil belajar IPA siswa menigkat
antar sesama siswa masih kurang, dan masih
menjadi 84,8%.
banyak siswa yang lain-lain saat guru
Demikian pula penelitian yang
menjelaskan. Oleh karena itu, penelitian
dilakukan oleh Permatasari ( 2018) dalam
dilanjutkan dengan melaksanakan siklus II.
penelitiannya yang berjudul Penerapan
Pada siklus II rerata keaktifan
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two
89