Page 17 - Pedoman-Evaluasi-Mutu-Gizi-dan-Non-Gizi-Pangan
P. 17
merupakan asam amino pembatas dalam protein nabati terutama
serealia. Ketidaktersediaan lisin mempengaruhi mutu protein suatu
pangan. Terdapat 3 metode untuk penetapan kadar lisin, yaitu
metode FDNB, metode TNBS1, dan metode TNBS2.
a) Metode FDNB
a. Prinsip
Dalam metode ini, protein sampel direaksikan dengan
1-fluoro-2,4-dinitrobenzen (FDNB). Protein yang telah
dinitrofenilasi tersebut, kemudian dihidrolisis dengan asam
dan senyawa-senyawa yang tidak reaktif dipisahkan dari
turunan dinitrofenil dengan cara ekstraksi menggunakan dietil
eter.
Turunan-turunan DNP berwarna yang paling banyak
terdapat dalam hidrolisat protein tersebut adalah epsilon-
DNP-lisin, alfa-DNP-arginin, delta-DNP-ornitin, dan epsilon-
DNP-hidroksilisin. Densitas optik total campuran turunan-
turunan tersebut adalah seperti yang ditunjukkan oleh larutan
dalam tabung A. Penambahan metil kloroformiat dan asam
klorida, diikuti oleh ekstraksi menggunakan dietil eter akan
memisahkan epsilon-DNP-lisin dari senyawa-senyawa DNP
lainnya yang akan tersebar dalam fase cair larutan dalam
tabung B. Perbedaan densitas optik pada panjang
gelombang 435 nm antara larutan A dan B adalah densitas
optik epsilon-DNP-lisin. Angka ini selanjutnya dibandingkan
dengan densitas optik larutan standar epsilon-DNP-lisin-HCl.
b. Pereaksi
1) Larutan NaHCO3 8%.
2) Larutan FDNB (sigma atau fluka) 2,5% dalam ethanol.
3) Larutan HCl 1 N; 8,1 N; dan 12 N.
4) Larutan NaOH 2,5 N.
8