Page 20 - Pedoman-Evaluasi-Mutu-Gizi-dan-Non-Gizi-Pangan
P. 20
b. Pereaksi
1) Larutan NaHCO3 4%; pH 8,5.
2) Larutan trinitrobenzensulfonat (TNBS) 1% (dalam
akuades).
3) Larutan HCl pekat.
4) Etil eter.
c. Prosedur
1) Sebanyak 10 mg sampel protein yang telah ditepungkan
dimasukkan ke dalam tabung reaksi bertutup, kemudian
ditambahkan ke dalamnya 1 mL larutan NaHCO3 4%.
Suspensi ditempatkan dalam penangas air bergoyang
(shaker) pada suhu 40ºC selama 10 menit.
2) Kemudian ditambahkan ke dalamnya 1 mL larutan TNBS
1%. Reaksi dibiarkan berlangsung selama 2 jam pada
suhu 40ºC dan kemudian ditambahkan 3 mL HCl pekat.
3) Tabung reaksi ditutup rapat, kemudian dipanaskan dalam
otoklaf pada suhu 120ºC selama 1 jam.
4) Didinginkan hingga mencapai suhu ruang, kemudian
disaring dan dicuci lima kali dengan 1 mL akuades.
5) Filtrat yang diperoleh kemudian diekstrak dengan 10 mL
etil eter. Fase eter dipisahkan dengan cara dekantasi dan
residu eter dihilangkan dengan cara meletakkan tabung
dalam air mendidih selama 5 menit. Ekstraksi dilakukan
sebanyak tiga kali.
6) Kemudian fase air diukur densitas optiknya
menggunakan spektrofotometer pada panjang
gelombang 345 nm dengan suatu blanko yang
diperlakukan sama dengan prosedur di atas, kecuali
penambahan HCl pekat ke dalam larutan protein
11