Page 25 - Pedoman-Evaluasi-Mutu-Gizi-dan-Non-Gizi-Pangan
P. 25
sehingga dibuat standardisasi untuk kadar protein ransum adalah
10%.
2.5 Daya Cerna Protein Sejati (True Protein Digestibility)
Daya cerna protein sejati ditentukan berdasarkan dua studi
keseimbangan nitrogen. Namun, daya cerna protein sejati hanya
melihat jumlah nitrogen yang dikonsumsi, jumlah nitrogen feses, dan
dikoreksi dengan jumlah nitrogen feses kelompok yang tidak
diberikan protein. Daya cerna protein sejati atau true protein
digestibility merupakan perbaikan dari kecernaan protein semu
(apparent digestibility of protein). Kecernaan semu tidak
memperhitungkan jumlah nitrogen yang dieksresikan dalam feses
yang bukan berasal dari protein diet. Oleh karena itu, kecernaan
protein semu akan meningkat seiring dengan meingkatnya asupan
protein, namun tidak dengan daya cerna protein sejati yang relatif
konstan meskipun jumlah protein yang dikonsumsi ditingkatkan. Hal
ini membuat daya cerna protein sejati lebih disarankan dalam
menilai kualitas protein dibandingkan kecernaan protein semu. Daya
cerna protein sejati ditentukan secara biologis menggunakan tikus
percobaan. Daya cerna protein sejati dihitung dengan menggunakan
rumus:
− ( − )
= 100%
Berikut ini terdapat contoh nilai daya cerna protein sejati
beberapa macam pangan untuk keperluan praktis industri
pangan, dimana nilai daya cerna protein sejati berikut dapat
digunakan sebagai referensi atau dapat digunakan dalam
penetapan PDCAAS, sebagai berikut:
16