Page 34 - Pedoman-Evaluasi-Mutu-Gizi-dan-Non-Gizi-Pangan
P. 34

peroksida.  Pemecahan  senyawa  peroksida  selanjutnya  akan
                       membentuk  aldehida,  keton,  dan  asam-asam  lemak  bebas  yang

                       diidentifikasi sebagai aroma tidak sedap dari minyak yang digunakan
                       dalam  penggorengan  berulang.  Oleh  karena  itu,  tingkat  kerusakan
                       minyak dapat diukur dengan menentukan jumlah senyawa peroksida

                       yang terbentuk dalam minyak.
                          Penetapan  kadar  peroksida  ditentukan  melalui  metode  titrasi

                       iodometri  menggunakan  larutan  natrium  thiosulfat  0,01  N  dengan
                       indikator  amilum  dimana  untuk  tiap  sampel  dilakukan  replikasi
                       sebanyak  tiga  kali.  Sejumlah  sampel  dilarutkan  dalam  campuran

                       asam  asetat  –  kloroform  (3:2)  yang  mengandung  KI  maka  akan
                       terjadi pelepasan iodium (I2). Iod yang bebas dititrasi dengan natrium

                       thiosulfat menggunakan indikator amilum sampai warna biru hilang.
                       Oleh  karena,  peroksida  pada  minyak  tidak  stabil  dan  akan  segera
                       membentuk senyawa aldehid atau keton maka perlu dilakukan titrasi

                       blangko.  Titrasi  blangko  ini  bertujuan  untuk  kalibrasi  dengan
                       mengurangi kesalahan yang disebabkan oleh pereaksi, pelarut, atau
                       kondisi percobaan.


                   2.3 Penentuan Asam Thiobarbiturat (TBA)
                          Uji  asam  Thiobarbiturat  (TBA)  ini  dipakai  untuk  menentukan

                      adanya  ketengikan.  Uji  ini  berdasarkan  atas  terbentuknya  pigmen
                      berwarna  merah  sebagai  hasil  dari  reaksi  kondensasi  antara

                      2 molekul TBA dengan 1 molekul malonat dialdehida. Persenyawaan
                      malonaldehida  secara  teoritis  dapat  dihasilkan  oleh  pembentukan
                      diperoksida pada gugus pentadiena yang disusul dengan pemutusan

                      rantai  molekul  atau  dengan  cara  oksidase  lebih  lanjut  dari  2-enol
                      yang dihasilkan dari penguraian monohidro peroksida.

                          Lemak  yang  tengik  mengandung  aldehid  dan  sebagian  besar
                      adalah malonaldehid. Malonaldehid sendiri merupakan produk akhir
                      dari peroksidasi lemak, sebagai proses degradasi asam lemak tidak


                                                                                        25
   29   30   31   32   33   34   35   36   37   38   39