Page 25 - Microsoft Word - KeruntuhanTeoriEvolusi
P. 25
Namun pada tanggal 22 Desember 1938, terjadi sebuah penemuan yang sangat menarik di Samudera
Hindia. Di sana berhasil ditangkap hidup-hidup salah satu anggota famili Coelacanth, yang sebelumnya
diajukan sebagai bentuk transisi yang telah punah 70 juta tahun lalu! Tak diragukan lagi, penemuan prototipe
Coelacanth “hidup” ini menjadi pukulan hebat bagi para evolusionis. Seorang ahli paleontologi evolusionis,
4
J.L.B. Smith, mengatakan bahwa ia tak akan sekaget ini jika bertemu dengan seekor dinosaurus hidup. Pada
tahun-tahun berikutnya, 200 ekor Coelacanth berhasil ditangkap di berbagai penjuru dunia.
Bukti Coelacanth hidup memperlihatkan sejauh mana evolusionis dapat mengarang skenario khayalan
mereka. Bertentangan dengan klaim mereka, Coelacanth ternyata tidak memiliki paru-paru primitif dan tidak
pula otak yang besar. Organ yang dianggap oleh peneliti evolusionis sebagai paru-paru primitif ternyata hanya
5
kantong lemak. Terlebih lagi, Coelacanth yang dikatakan sebagai “calon reptil yang sedang bersiap
meninggalkan laut menuju daratan”, pada kenyataannya adalah ikan yang hidup di dasar samudra dan tidak
6
pernah mendekati kurang dari 180 meter di bawah permukaan laut.
1)Gerald T. Todd, "Evolution of the Lung and the Origin of Bony Fishes: A Casual Relationship",
American Zoologist, Vol. 26, No. 4, 1980, hlm. 757.
2)R. L. Carroll, Vertebrate Paleontology and Evolution, New York: W. H. Freeman and Co. 1988, hlm. 4.
3)Edwin H. Colbert, M. Morales, Evolution of the Vertebrates, New York: John Wiley and Sons, 1991,
hlm. 99.
4)Jean-Jacques Hublin, The Hamlyn Encyclopedia of Prehistoric Animals, New York: The Hamlyn
Publishing Group Ltd., 1984, hlm. 120.
5)Jacques Millot, "The Coelacanth", Scientific American, Vol. 193, Desember 1955, hlm. 39.
6)Majalah Bilim ve Teknik, November 1998, No: 372, hlm. 21.
FOKUS: Mengapa Transisi dari
Air ke Darat Tidak Mungkin
Evolusionis menyatakan bahwa suatu ketika, spesies yang hidup di air naik ke darat dan berubah menjadi
spesies darat. Ada sejumlah fakta yang sangat jelas menunjukkan kemustahilan transisi seperti itu:
1. Keharusan membawa beban tubuh: makhluk penghuni air membawa be-ban tubuh mereka tanpa
masalah. Tetapi, bagi sebagian besar binatang darat, 40% energi mereka habis hanya untuk membawa
beban tubuh me-reka. Makhluk hidup yang berpindah dari air ke darat harus mengembang-kan sistem otot
dan kerangka baru (!) secara bersamaan agar dapat memenuhi kebutuhan energi ini. Suatu hal yang tidak
mungkin terjadi melalui mutasi kebetulan.
2. Daya tahan terhadap panas: suhu daratan dapat berubah dengan cepat dan naik-turun dalam rentang
yang lebar. Makhluk hidup di darat memiliki mekanisme tubuh yang dapat menahan perubahan-
perubahan suhu yang besar itu. Akan tetapi, suhu lautan berubah secara perlahan dan perubahan tersebut
tidak terjadi dalam rentang yang terlalu lebar. Organisme hidup dengan sistem tubuh sesuai temperatur
laut yang konstan akan membutuhkan suatu sistem perlindungan agar perubahan suhu di darat tidak akan
membahayakan. Sangat tidak masuk akal bahwa ikan mendapatkan sistem tersebut melalui mutasi acak
segera setelah mereka naik ke darat.