Page 26 - Microsoft Word - KeruntuhanTeoriEvolusi
P. 26
3. Penggunaan air: air dan kelembaban yang penting untuk metabolisme harus digunakan sehemat
mungkin karena kelangkaan sumber air di darat. Sebagai contoh, kulit harus dirancang agar dapat
mengeluarkan air sejumlah tertentu, sekaligus mencegah penguapan berlebihan. Karenanya, makhluk
hidup di darat memiliki rasa haus karakteristik yang tidak dimiliki organisme air. Di samping itu, kulit
tubuh hewan air tidak sesuai untuk habitat non-air.
4. Ginjal: organisme air dapat dengan mudah membuang zat-zat sisa dalam tubuh mereka (terutama
amonia) dengan penyaringan, karena banyaknya air dalam habitat mereka. Di darat, air harus digunakan
sehemat mungkin. Itulah sebabnya hewan darat memiliki sistem ginjal. Berkat ginjal, amonia disimpan
dengan cara mengubahnya menjadi urea dan hanya membutuhkan sejumlah kecil air untuk
membuangnya. Di samping itu, beberapa sistem baru dibutuhkan untuk membuat ginjal berfungsi.
Singkatnya, agar perpindahan dari air ke darat dapat terjadi, makhluk hidup tanpa ginjal harus membentuk
sistem ginjal secara tiba-tiba.
5. Sistem pernapasan: ikan “bernapas” dengan mengambil oksigen yang terlarut dalam air yang mereka
alirkan melewati insang. Mereka tidak mampu hidup lebih dari beberapa menit di luar air. Agar mampu
hidup di darat, me-reka harus mendapatkan sistem paru-paru yang sempurna secara tiba-tiba.
Tentu saja mustahil bahwa semua perubahan fisiologis yang dramatis ini dapat terjadi pada organisme
yang sama, pada saat bersamaan, dan secara kebetulan.
Penyu Selalu Menjadi Penyu
Teori evolusi bukan hanya tidak mampu menjelaskan kelompok-kelompok utama makhluk hidup seperti
ikan dan reptil. Mereka juga tidak dapat menerangkan asal usul spesies dalam kelompok-kelompok
tersebut. Misalnya penyu, yang merupakan spesies reptil. Catatan fosil menunjukkan, penyu muncul
secara tiba-tiba, sudah dengan tempurungnya yang unik. Sebuah kutipan dari sumber evolusionis:
“...hingga per-tengahan Zaman Triassic (sekitar 175.000.000 tahun lalu), anggota-anggota kelompok
penyu telah banyak jumlahnya dan memiliki karakteristik dasar penyu. Mata rantai antara penyu dan
cotylosaurus, nenek moyang hipotetis penyu, hampir tidak ada sama sekali”. (Encyclopaedia Brittanica,
1971, v.22, hal. 418)
Tidak ada perbedaan antara fosil penyu kuno dengan anggota spesies ini yang hidup di masa kini.
Ringkasnya, penyu tidak pernah “berevolusi”; mereka tetap penyu karena diciptakan demikian.