Page 49 - Microsoft Word - KeruntuhanTeoriEvolusi
P. 49

Homo Sapiens Kuno, Homo Heilderbergensis dan
                Manusia Cro-Magnon


                Dalam skema evolusi rekaan, Homo sapiens kuno adalah tahapan terakhir sebelum manusia modern. Pada
          kenyataannya, evolusionis tidak dapat berkata banyak tentang manusia ini, karena hanya ada sedikit perbedaan
          antara mereka dengan manusia modern. Sejumlah peneliti bahkan mengatakan bahwa representasi ras ini masih
          hidup hingga sekarang, dan merujuk kepada orang Aborigin di Australia sebagai contoh. Seperti Homo sapiens,
          orang Aborigin juga memiliki alis tebal  yang menonjol, struktur rahang  miring ke dalam dan kapasitas
          tengkorak sedikit lebih  kecil. Di samping itu, sejumlah penemu-an penting  mengisyaratkan bahwa manusia
          semacam itu pernah hidup di Hongaria dan di beberapa desa di Italia hingga beberapa waktu lalu.
                Kelompok yang disebut sebagai Homo heilderbergensis dalam literatur evolusionis ternyata sama dengan
          Homo sapiens kuno. Dua istilah berbeda ini digunakan untuk mendefinisikan ras manusia yang sama, karena
          perbedaan konsep di kalangan evolusionis. Semua fosil yang termasuk dalam golongan Homo heilderbergensis
          menunjukkan bahwa kelompok manusia yang secara anatomis sangat mirip dengan orang Eropa modern telah
          hidup 500 ribu dan bahkan 740 ribu tahun sebelumnya, pertama di Inggris dan kemudian di Spanyol.
                Diperkirakan manusia Cro-Magnon hidup 30.000 tahun lalu. Manusia ini memiliki tengkorak berbentuk
          kubah dan dahi yang lebar. Kapasitas tengkoraknya  1.600 cc, di atas rata-rata untuk  manusia  modern.
          Tengkoraknya memiliki tonjolan alis yang tebal dan tonjolan tulang di bagian belakang yang merupakan ciri
          manusia Neanderthal dan Homo erectus.
                Kendati Cro-Magnon dianggap suatu ras Eropa, struktur dan volume tengkoraknya tampak lebih mirip
          tengkorak ras-ras yang hidup di Afrika dan daerah tropis saat ini. Berdasarkan ini, Cro-Magnon diperkirakan
          sebagai suatu ras Afrika kuno. Sejumlah temuan paleoantropologi telah menunjukkan bahwa ras Cro-Magnon
          dan Neandertal saling membaur, kemudian mengawali  ras-ras dewasa  ini.  Sekarang sudah diakui bahwa
          representasi dari ras Cro-Magnon masih hidup di beberapa wilayah di benua Afrika, dan di daerah Salute dan
          Dordogne di Prancis. Kelompok manusia berkarakteristik sama juga hidup di Polandia dan Hongaria.


                Hidup Sezaman dengan Nenek Moyang

                Kajian kita sejauh ini telah membentuk sebuah gambaran jelas: skenario “evolusi manusia” hanyalah
          fiksi. Agar silsilah seperti itu ada, evolusi bertahap dari kera hingga  manusia seharusnya sudah terjadi dan
          catatan fosil dari proses ini seharusnya telah ditemukan. Akan tetapi, ada jarak pemisahkan sangat lebar antara
          kera dan manusia. Struktur kerangka, kapasitas tempurung kepala dan kriteria lain seperti berjalan tegak atau
          sangat  membungkuk, membedakan  manusia dari kera. (Dari hasil riset tahun 1994 tentang saluran
          keseimbangan pada telinga bagian tengah, Australopithecus dan Homo habilis dikelompokkan sebagai kera,
          sedangkan Homo erectus dikelompokkan sebagai manusia.)
                Satu lagi temuan penting yang membuktikan bahwa tidak mungkin ada silsilah keluarga di antara spesies
          yang berbeda-beda ini adalah: spesies yang ditampilkan sebagai nenek moyang dan penerusnya ternyata hidup
          bersamaan. Jika anggapan evolusionis benar bahwa Australopithecus berubah menjadi Homo habilis dan
   44   45   46   47   48   49   50   51   52   53   54