Page 41 - Sufisme-Dalam-Tafsir-Nawawi-Dr.-H.-Kholilurrohman-MA
P. 41
S u f i s m e D a l a m T a f s i r N a w a w i | 40
Orientasi 128 bait Manzhumah ini adalah tuntunan untuk
berpegang teguh terhadap syari’at atau terhadap definisi taqwa;
“Imtitsal al-Awamir Wa Ijtitab an-Nawahi” ditambah dengan “al-Iktsar
Min an-Nawafil”. Dominasi orientasi ini dapat kita lihat pada bagian
empat; “Menjaga perkara-perkara sunah”. Hampir seluruh bait
pada bagaian ini menerangkan hal-hal praktis dalam keseharian;
mulai dari cara bergaul dengan sesama hingga cara bergaul dengan
isteri. Bahkan pembahasan detail yang umumnya dikupas dalam
kitab-kitab fiqh, juga dibahas dalam bagian ini, hanya saja disetting
dengan “Adab Nabawiyyah” (tata cara praktek Rasulullah). Seperti;
mencukur kumis, memelihara janggut, menggunting kuku,
membersihkan badan dari bau dan kotoran, menghindari banyak
tertawa dan bercanda, cara tidur, cara menggauli isteri dan
seterusnya. Bahkan dalam bagian ini terdapat bait anjuran untuk
memperdalam fiqh;
45 لاب ايجردت ي قاوبلا ثم * هلوصأ ثم هقفلا ملعب عبتاو
Dalam bait lain, masih dalam bagian empat: Menjaga perkara-
perkara sunnah, juga terdapat anjuran kuat untuk mengikuti apa
yang telah ditulis al-Ghazali dalam Ihya’-nya;
46 لاضعأ ءاد لك نم ءافشلا هيف * لنت لِازغ ءايحإ يخأ علاط
Tiga: Zuhud. Empat: Menjaga perkara-perkara sunah. Lima: Tawakal. Enam:
Ikhlas. Tujuh: Uzlah (Menyendiri). Delapan: Menjaga waktu. Sembilan:
Nasehat. Sepuluh: Catatan penting. Nawawi, Salâlim al-Fudlalâ’ …, hal. 4
45 Nawawi, Salâlim al-Fudlalâ’ …, hal. 78

