Page 43 - Sufisme-Dalam-Tafsir-Nawawi-Dr.-H.-Kholilurrohman-MA
P. 43

S u f i s m e   D a l a m   T a f s i r   N a w a w i  | 42

            ajaran  syari’at  adalah  penghias  bagi  zhahir,  dan  Allah  tidak
            menghalalkan  anggota-anggota  badan  untuk  disunyikan  dari
                           48
            perhiasannya” .
                    Simak apa yang dinyatakan Syekh Nawawi dalam keterangan
            bait:

                                                   ر
                         لا    صح ارد ثم اربح صوغيو     *  بكي ةنيف سلل ارد مار نم

                      49 لاصتُ نل ةعيرش لعف يرغ نم     *  يخأ يَ ةقيقلحاو ةقيرطلا اذكو


            Beliau mengumpamakan seorang salik (seorang yang menuju Allah)
            dengan orang yang mencari mutiara di lautan. Ia harus mengendarai
            perahu ke tengah laut, selanjutnya menyelam dan berusaha mencari
            mutiara  tesebut.  Tanpa  jalan  ini,  keinginan  untuk  mendapatkan
            mutiara hanyalah angan-angan belaka. Demikian pula seorang salik,
            untuk  dapat  mencapai  tujuan  luhurnya,  yaitu  hakekat,  ia  wajib
            menjalankan  syari’at  yang  merupakan  perahunya.  Bila  konsisten
            (Istiqamah)  dalam  menjalankan  syri’at,  Allah  akan  membukakan

            baginya  pintu-pintu  Mujahadah  (Thariqah),  dan  selanjutnya  Allah
            akan membukakan baginya pintu Hakekat. Dalam pada ini, Syekh
            Nawawi mengutip pernyataan beberapa ulama sufi terkemuka. Di
            antaranya  pernyataan  al-Qusyairi:  “Setiap  syari’at  yang  tidak
            dikuatkan dengan hakekat maka ia tidak akan di terima, dan setiap
            hakekat yang tidak dikuatkan dengan syari’at maka tidak akan dapat



                    48  Nawawi, Salâlim al-Fudlalâ’ …, hal. 25-26
                    49  Nawawi, Salâlim al-Fudlalâ’ …, hal. 11-12
   38   39   40   41   42   43   44   45   46   47   48