Page 56 - Sufisme-Dalam-Tafsir-Nawawi-Dr.-H.-Kholilurrohman-MA
P. 56
S u f i s m e D a l a m T a f s i r N a w a w i | 55
menafikan adanya lawan bagi-Nya, menafikan adanya
keserupaan bagi-Nya, serta menetapkan keberadaan-Nya
tanpa ada keserupaan (Tasybîh), tanpa disifati dengan sifal-
sifat benda (Takyîf), tanpa membayangkan-Nya (Tashwîr) dan
tanpa menyerupakan-Nya dengan suatu apapun (Tamtsîl).
Dia Allah Tidak menyerupai apapun dan tidak ada apapun
yang menyerupai-Nya” .
63
Al-Qusyairi berkata: “Tauhid adalah menghukumi bahwa
Allah tidak ada keserupaan bagi-Nya” .
64
Dzunnun al-Mishri ketika ditanya definisi tauhid beliau
menjawab:
“Tauhid ialah berkeyakinan bahwa Allah maha kuasa
terhadap segala sesuatu tanpa Dia menyatu dengan sesuatu
itu sendiri, dan bahwa Allah Pencipta segala sesuatu tanpa
Dia menyentuh segala sesuatu tersebut. Sesungguhnya Allah
Pencipta segala sesuatu, dan tidak ada suatu apapun yang
menciptakan Allah. Dan apapun terbayang dalam benakmu
tentang Allah maka Allah tidak seperti demikian itu” .
65
Sementara Syekh Nawawi pada lanjutan ayat setelah ayat di
atas, yaitu QS. Al-Baqarah: 164 menuliskan tanda bukti
keesaan Allah, bahwa Dia tidak ada keserupaan bagi-Nya,
63 Al-Qusyairi, al-Risâlah …, hal. 299
64 Al-Qusyairi, al-Risâlah …, hal. 298
65 Al-Qusyairi, al-Risâlah …, hal. 299

