Page 60 - Sufisme-Dalam-Tafsir-Nawawi-Dr.-H.-Kholilurrohman-MA
P. 60
S u f i s m e D a l a m T a f s i r N a w a w i | 59
diri (ikhlash) terhadap segala ketentuan Allah” . Abu Nashr
73
al-Sarraj berkata: “Syarat tawakal sebagaimana dikatakan
oleh Abu Turab an-Nakhsyabi ialah mencampakan badan
hanya untuk ibadah kepada Allah, mengaitkan hati hanya
kepada-Nya, tenang dengan apa yang ada, jika diberi ia
74
bersyukur dan jika tidak diberi ia bersabar” . Penjelasan
tentang tawakal dituliskan oleh Syekh Nawawi dalam
beberapa tempat dalam kitab Marâh Labîd, di antaranya
dalam QS. Ali Imran: 162 dan QS. Al-Tawbah: 51 .
76
75
5. al-Syukr. Yaitu mempergunakan segala kenikmatan yang
dikaruniakan dalam jalan syari’at dan menjaga kenikmatan-
kenikmatan tersebut dari sesuatu yang diharamkan, seperti
nikmat tubuh dengan segala anggota-anggotanya yang
seharusnya dipergunakan dalam melaksanakan segala
perintah Allah dan menjauhikannya dari segala yang dilarang
oleh-Nya. Ini adalah definisi syukur yang wajib. Adapun
syukur yang sunnah adalah dengan memperbanyak memuji
Allah dengan lidah, seperti mengucapkan “al-Hamdu Lillâh”
atau lainnya. Diriwayatkan bahwa saat al-Junaid al-Baghdadi
pada sekitar umur tujuh tahun, saat beliau dibawah
bimbingan al-Sirri al-Saqthi, para ulama berkumpul
membahas makna syukur kepada Allah di hadapan al-Sirri
73 Al-Qusyairi, al-Risâlah …, hal. 166
74 Al-Qusyairi, al-Risâlah …, hal. 164
75 Nawawi, Marâh Labîd …, j. 1, hal. 86
76 Nawawi, Marâh Labîd …, j. 1, hal. 349

