Page 64 - Sufisme-Dalam-Tafsir-Nawawi-Dr.-H.-Kholilurrohman-MA
P. 64
S u f i s m e D a l a m T a f s i r N a w a w i | 63
dikalahkan rasa lapar, dan ia tidak berbicara kecuali dalam
keadaan darurat” . Penjelasan tentang al-Irâdah, yaitu dalam
91
bahasan tunduk kepada ajakan-ajakan syahwat, dituliskan
oleh Syekh Nawawi dalam beberapa tempat dalam kitab
92
Marâh Labîd, di antaranya dalam QS. Maryam: 59 .
10. al-Istiqâmah. Yaitu sikap konsisten dalam melaksanakan
ketaatan kepada Allah dan menghidari ajakan-ajakan hawa
nafsu. Dalam al-Qur’an Allah berfirman:
ِ
ِ
َّ
َّ ِ
ِ
اونز َ تُ َ لاو اوفا َ تَ لاَأ ةَ كئلامْ لا مهيَ لع ُ لَّ ز ن ت ت اوماق تسا َُّ ثم َّ للَّا انُْ بر اوُ لاق نيذلا َّ نإ
َ
ُ
َ
َََ
َ
َ
ُ َ
َ ُ ْ َ
ُ َْ
ْ َُ
ُ
َ
َ
َ
ِ
َّ ِ ِ
) 30 :تلصف( نو َ دعوت مت نك ِ تِلا ةَّ نْ لْبا اورشبَأو
َُ ُ ُُْ
ْ
َ
ُ ْ َ
“Sesungguhnya mereka yang berkata: “Tuhan kami adalah Allah”,
kemudian mereka istiqamah, maka turun atas mereka para
malaikat (menyeru): “Jangalah kalian marasa takut dan janganlah
kalian merasa sedih, bergembiralah kalian dengan surga yang
dijanjikan kepada kalian”. (QS. Fushilat: 30)
Dalam sebuah hadits, Rasulullah bersabda:
ِ
ِ
ِ
ِ
)ملسم هاور( مقتسا ُ ثم للهبا تنماء لق ُ
ُ ْ
ٌ ْ ُ ُ ََ ْ ْ ّ
َ
َ َ ْ
“Katakanlah: Aku beriman kepada Allah, kemudian istiqamah-
lah”. (HR. Muslim)
91 Al-Qusyairi, al-Risâlah …, hal. 203
92 Nawawi, Marâh Labîd …, j. 2, hal. 10

