Page 59 - Sufisme-Dalam-Tafsir-Nawawi-Dr.-H.-Kholilurrohman-MA
P. 59
S u f i s m e D a l a m T a f s i r N a w a w i | 58
Abdullah ibn al-Khafif, salah seorang sufi terkemuka,
berkata: “Qana’ah adalah meninggalkan kerinduan kepada
sesuatu yang tidak ada, dan merasa cukup dengan apa yang
69
ada” . Gambaran tentang Qana’ah dituangkan oleh Syekh
70
Nawawi dalam tafsir QS. Al-Nahl: 112 .
4. al-Tawakkul. Ialah melepaskan diri dari sikap bahwa diri
manusia ini memiliki daya dan upaya. Sikap tawakal seorang
hamba kepada Allah akan menjadi kuat apa bila benar-benar
ia memiliki pengetahuan dan keyakinan bahwa Allah
melihatnya dan memeliharanya. Kemudian sikap tawakal
letaknya berada di hati, sementara berbuat atau melakukan
sebab-sebab dengan anggota zahir tidak menafikan sikap
tawakal yang berada dalam hati tersebut. Tentu ini
didasarkan kepada bahwa segala kejadian apapun yang
sudah terjadi atau yang akan terjadi, dari segala perkara yang
baik maupun perkara yang buruk adalah dengan kehendak
dan ciptaan Allah. Hamdun al-Qashar berkata: “Tawakal
adalah meminta perlindungan kepada Allah” . Sementara
71
Abu ‘Abdillah al-Qurasyi, ketika di tanya definisi tawakal,
menjawab: “Tawakal ialah bersandar kepada Allah dalam
setiap keadaan” . Pendapat serupa juga diungkapkan oleh
72
Ahmad ibn Masruq yang berkata: “Tawakal adalah berserah
69 Al-Qusyairi, al-Risâlah …, hal. 160
70 Nawawi, Marâh Labîd …, j. 1, hal. 467
71 Al-Qusyairi, al-Risâlah …, hal. 165
72 Al-Qusyairi, al-Risâlah …, hal. 165

