Page 63 - Sufisme-Dalam-Tafsir-Nawawi-Dr.-H.-Kholilurrohman-MA
P. 63
S u f i s m e D a l a m T a f s i r N a w a w i | 62
8. al-‘Ubûdiyyah. Yaitu melaksanakan segala ketaatan kepada
Allah dengan segala ketundukan kepada-Nya. Pengertian
ketaatan kepada Allah ialah melaksanakan segala perkara
yang Dia perintahkan dan menjauhi segala perkara yang Dia
larangnya. Ibn ‘Atha’ berkata: “al-Ubûdiyyah tercermin dalam
empat perkara: melaksanakan segala janji -kepada Allah-,
menjaga segala batasan-batasan (larang-larangan) -dari
Allah-, ridla dengan segala apa yang ada, dan sabar terhadap
segala yang tidak ada” . Penjelasan tentang al-‘Ubûdiyyah
89
dituliskan oleh Syekh Nawawi dalam beberapa tempat dalam
90
kitab Marâh Labîd, di antaranya dalam QS. Al-Baqarah: 21 .
9. al-Irâdah. Yaitu meninggalkan segala kebiasaan yang
umumnya dilakukan oleh manusia. Kebiasaan manusia
umumnya adalah sifat lalai, cenderung melakukan ajakan
syahwat, dan banyak berangan-angan dalam kesenangan
duniawi. Seorang sâlik jika dapat melepaskan diri dari sifal-
sifat tercela tersebut maka hal itu menunjukkan kebenaran
irâdah yang ia lakukan. Dan ini adalah maqam paling dasar
bagi orang-orang yang hendak menapaki jalan tasawuf (al-
Sâlikîn). Dalam menyebutkan tanda-tanda kebenaran al-
Irâdah dari seorang sâlik, Syekh Muhammad al-Kittani
berkata: “Ia membiasakan tiga keadaan; ia tidur hanya
karena dikalahkan rasa kantuk, ia makan hanya karena
89 Al-Qusyairi, al-Risâlah …, hal. 199
90 Nawawi, Marâh Labîd …, j. 1, hal. 6

