Page 189 - apk-1-modul-diklat-pkb-guru-smk-paket-keahlian-administrasi-perkantoran-a-1
P. 189
Murid dikatakan gagal apabila yang bersangkutan tidak dapat
mengerjakan atau mencapai prestasi yang semestinya
(berdasarkan ukuran tingkat kemampuannya, inteligensinya, bakat
ia ramalkan (predicted) akan bisa mengerjakan atau mencapai
prestasi tersebut, maka murid in dapat digolongkan ke dalam under
achiever
Murid dikatakan gagal, kalau yang bersangkutan tidak dapat
meuujudkan tugas-tugas perkembangan, termasuk penyesuaian
sosial. Sesuai dengan pola organismiknya (his organismic pattern)
pada fase perkembangan tertentu seperti yang berlaku bagi
kelompok sosial dan usia yang bersangkutan (norm referenced),
maka murid tersebut dapat dikategorikan ke dalam “slow learner”
Murid dikatakan gagal, kalau yang bersangkutan tidak berhasil
mencapai tingkat penguasaan (matery learning) yang dperlukan
sebaai prasyarat (prerequisit) bagi kelanjutan (continuinity) pada
tingkat pelajaran berikutnya. Murid ini dapat dikategorikan ke dalam
“slow learner” atau belum matang (immature) sehingga harus
menjadi pengulangan (repeaters)
c. Kriteria Kesulitan Belajar
Pendapat Mulyadi dalam bukunya: “Diagnosis Kesulitan Belajar dan
Bimbingan Terhadap Kesulitan Belajar Khusus”, mengatakan bahwa
dalam menetapkan kriteria kesulitan belajar sehingga dapat
ditentukan batas dimana individu dapat diperkiraan mengalami kesulitan
belajar yaitu dengan memperhatikan:
1) Tingkat Pencapaian Tujuan.
Dalam keseluruhan sistem pendidikan, tujuan pendidikan
merupakan salah satu komponen yang penting, karena akan
memberikan arah proses kegiatan pendidika. Tujuan pendidikan
masih umum (Tujuan Pendidikan Nasional) yaitu tujuan pendidikan
yang ingin dicapai oleh setiap warga negara Indonesia yang
mencerminkan filsafat bangsa. Tujuan pendidikan yang masih
umum dikhususkan (dijabarkan) menurut lembaga pendidikannya
178 Modul Paket Keahlian Administrasi Perkantoran - Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

