Page 193 - anzdoc.com_sejarah-nasional-indonesia-vi
P. 193
Akan tetapi selain mempunyai kelebihan demokrasi terpimpin juga
mempunyai kelemahan, kedudukan badan eksekusif atau kabinet sangat
tergantung pada mayoritas dukungan parlemen. Sehingga sewaktu-waktu kabinet
dapat dijatuhkan oleh parlemen, kelangsungan kedudukan badan eksekutif
atau kabinet tidak bisa ditentukan dan berakhir sesuai dengan masa jabatanya
sebab sewaktu-waktu kabinet dapat bubar dan kabinet dapat mengendalikan
parlemen, hal itu terjadi apabila para anggota kabinet adalah anggota parlemen
dan berasal dari mayoritas karena pengaruh mereka yang besar di parlemen dan
di partai dan anggota kabinet dapat menguasai parlemen. Parlemen menjadi
tempat kaderisasi bagi jabatan-jabatan eksekutif setra adanya multi partai yang
mengakibatkan aspirasi yang belum tersalurkan seluruhnya dengan baik dan
kebebasan menegeluarkan pendapat yang terlalu bebas sehingga tidak adanya
pertanggung jawaban. 16
5 Kegagalan Perekonomian masa
Demokrasi Liberal
Suasana politik, ekonomi, dan stabilitas negara yang kurang baik kemudian
menimbulkan ketidakpercayaan terhadap sistem politik yang ada di negara
Indonesia. Demokrasi parlementer dianggap telah mengalami kegagalan,
hal ini kemudian memicu Soekarno mengambil keputusan yang membawa
Indonesia beralih pada sistem demokrasi terpimpin. Adapun yang menyebabkan
kegagalannya sistem parlementer tersebut adalah :
1. Dominannya politik aliran, yang artinya berbagai golongan politik dan
partai politik sangat mementingkan kelompok atau alirannya sendiri
daripada mengutamakan kepentingan bangsa.
2. Landasan sosial ekonomi rakyat yang masih rendah.
3. Kegagalan Konstituante dalam merumuskan undang-undang dasar
baru pengganti UUDS 1950.
4. Instabilitas negara karena terlalu sering terjadi penggantian kabinet,
hal ini menjadikan pemerintah tidak berjalan secara efisien. Sehingga
perekonomian Indonesia sering jatuh dan terkena dampak inflasi
16 Sudirman, Op.Cit. h. 382
Sejarah Nasional Indonesia VI 189