Page 198 - anzdoc.com_sejarah-nasional-indonesia-vi
P. 198

yang mengekspor  ia akan mendapat rupiah.  Sementara organisasi
                     niaga kepunyaan pemerintah belum cukup, Hatta mengatakan bahwa
                     penjualan itu diserahkan pada organisasi swasta dengan memberinya
                     laba. Hata menambahkan sarannya ini sebelumnya disambut baik akan

                     tetapi tidak pernah dijalankan.
                           Devaluasi  yang  diumumkan  pada  tanggal  25  Agustus  1958
                     menurunkan nilai uang seperti uang pecahan kertas Rp 500,00 menjadi
                     Rp.50,00, uang kertas pecahan Rp. 1.000,00 menjadi Rp.100,00 dan

                     semua simpanan di bank yang melebihi Rp. 25.000,00 akan dibekukan.


                  b.   Pembentukan Deklarasi Ekonomi.
                           Pembentukan Deklarasi  Ekonomi  atau DEKON diadakan untuk

                     mencapai  tahap  ekonomi  sosialis  Indonesia  dengan cara Terpimpin.
                     Dalam pelaksanaannya kondisi ini justru mengakibatkan stagnasi bagi
                     perekonomian Indonesia. Pada tahun 1961-1962 harga barang-barang
                     naik hingga 400%.



                  c.   Kelanjutan Penurunan Uang Asing.
















                           Gambar 5.2 Mata Uang Belanda yang Beredar di Indonesia
                                     Sumber: www.google.co.id /image
                           Devaluasi  yang  dilakukan  pada  tanggal  13  Desember  1965
                     menjadikan uang senilai Rp. 100,00 menjadi Rp. 1,00. Sehingga uang

                     rupiah baru yang seharusnya dihargai 1000 kali lipat uang rupiah lama.
                     Akan tetapi di dalam masyarakat uang rupiah baru hanya dihargai 10
                     kali lipat lebih tinggi. Maka dari itu tindakan pemerintah untuk menekan
                     angka Inflasi ini malah menjadi meningkatkan angka inflansi. 22


            22   Sudirman, Op.Cit. h. 395

                                                  Sejarah Nasional Indonesia VI            194
   193   194   195   196   197   198   199   200   201   202   203