Page 197 - anzdoc.com_sejarah-nasional-indonesia-vi
P. 197

inflasi yang sudah mulai terasa meningkat tajam pada tahun1956 yang akhirnya
            mengakibatkan runtuhnya periode Demokrasi Liberal tersebut.
                                                                         20
                  Untuk merencanakan pembangunan ekonomi di bawah kabinet karya pada
            tahun 1958 dibuat undang-undang mengenai pembentukkan dewan perancang

            nasional  yaitu  UU  No  80  tahun  1958  pasal  2,  undang-undang  ini  ditugaskan
            dewan perancang nasional yang isinya yaitu :
                  1.  Pasal  2,  mempersiapkan rancanan  undang-undang pembangunan
                      nasional yang berencana

                  2.  Pasal 3, menilai penyelenggara pembangunan yang menjadikan adanya
                      usaha-usaha perubahan dalam demokrasi terpimpin.   21



                    7        Usaha- Memperbaiki Perekonomian
                             Masa Demokrasi Terpimpin.


                  Dengan adanya sistem-sistem yang telah diterapkan Indonesia diharapkan
            dapat bermuara pada kemakmuran bersama dan persamaan dalam sosial, politik

            dan ekonomi. Akan tetapi nyatanya kebijakan-kebijakan ekonomi yang diambil
            pemerintah pada masa itu belum mampu memperbaiki keadaan Indonesia.
            Adapun hal-hal yang berhubungan dengan kehidupan ekonomi Indonesia pada
            masa demokrasi terpimpin yaitu :

                  a.   Penurunan nilai uang.
                           Nilai devisa memang bertambah sesudah sistem BE diberlakukan,
                     jumlahnya terbanyak sejak tahun 1951 akan tetapi Hatta bergantung
                     pada hubungan antara ekspor dan impor. Menurut Hatta, BE merupakan

                     devaluasi  terselubung  dalam  keadaan  biasa  dengan  devaluasi
                     keuntungan berlipat tetapi dengan harganya naik keuntungan itu
                     lenyap, dan Hatta mengulangi kembali anjurannya setahun sebelumnya
                     kepada  Menteri Perekonomian  untuk memperbanyak perusahaan

                     niaga kepunyaan pemerintah seperti CTC (Central Trending Company)
                     dan  yayasan  koperasi  dahulu.  Dengan  organisasi  ini  menurut  Hatta
                     pemerintah akan memperoleh dolar sedangkan jika organisasi swasta


            20   Rudiana, Op.Cit. h. 26
            21   Nugroho Notosusanto dan Marwah Djoened Poesponegoro, Sejarah Nasional Indonesia VI, (Jakarta:
            Balai Pustaka, 2011). h. 429

                                                  Sejarah Nasional Indonesia VI            193
   192   193   194   195   196   197   198   199   200   201   202