Page 243 - Final Sejarah Islam Asia Tenggara Masa Klasik
P. 243

erat antra umara yang mewakili dunia   Demikianlah, Serat Darmagandu,    dari dominasi kraton-pusat. Kutukan   Sultan yang menghukum Syekh Siti
 60
 kekuasaan yang sah, dan ulama. Tradisi   yang memuji-muji zaman pra-Islam   atas Syekh Siti Jenar oleh sidang Wali   Jenar yang “tersesat”. Tugas raja adalah
 ini juga memuliakan ulama, yang juga   dan menganggap Islamisasi sebagai   Sanga, dengan dukungan Sultan Demak,   menciptakan keserasian, bila perlu
 “pandai berbahasa Kawi” (tradisi sastera   penyimpangan sejarah bisa dilihat   dilakukan tidak hanya karena ajaran   dengan kekerasan, bukan menyebarkan
 pra-Islam) dan selalu mengingatkan   sebagai penghinaan budaya, karena   Jenar, tetapi juga karena implikasi politik   agama. Raja adalah penjaga dan
 masyarakatnya bahwa “orang yang   mengabaikan dunia baru Jawa. Maka   dari ajarannya. Ajaran panteistik yang   pemelihara ketertiban kosmos, bukan
 berani menentang raja/dan merusak   konflik sosial pun tak terhindarkan.   disebarkannya telah menimbulkan   pelopor dalam penciptaan landasan
 negara, akan dihukum”. Bukan karena   Dalam suasana ideologis yang sama   pertikaian sosial. Tak ubahnya dengan   ketertiban kosmos yang baru. Sultan
 hal itu dianggap memberontak, tetapi   ulama, yang dengan kaku berpegang   Kyai Mutamakin, tokoh dari Serat   Prawata dari Demak mungkin orang
 “karena raja selalu benar/wakil dari   pada tingkah laku dan sistem   Cabolek, kegiatan dan ajaran Syekh   yang baik, tetapi ia lemah. Sebab suka
 Nabi/dan Nabi adalah wakil Tuhan Yang   kepercayaan menurut perspektif   Siti Jenar merongrong wibawa Sultan   hidup sebagai seorang pertapa daripada
 Maha Kuasa. Nabi adalah Rasul Allah/  syariah—suatu gejala yang sangat umum   maupun para wali. Karena itulah   penguasa. Dengan begini ia hanya bisa
 dan semua larangan-Nya berlaku bagi   dalam sejarah Islam di Jawa—dapat pula   pengutukannya merupakan sebuah cara   mencapai ketertiban batinnya, tetapi
 setiap orang”. 59  dilihat sebagai gangguan budaya. Ulama   untuk memulihkan dan menjaga sistem   boleh menjaga keharmonisan kosmos
 itu secara kultural diperlakukan sebagai   kekuasaan yang sah.  yang besar. Masa pemerintahannya,
 Dalam konteks pemikiran ini maka   orang asing, yang mempropagandakan   yang berakhir dengan pembunuhan,
 marginalisasi unsur-unsur pra- Islam   “agama Arab”. Tokoh yang ideal   Dalam tradisi integrasi, raja kerap   adalah akhir dari kejayaan Demak.
 adalah suatu dilema yang tidak   adalah yang tercermin pada diri Ketib   digambarkan sebagai pelaku utama
 selamanya bisa diatasi—meskipun secara   Anom, tokoh utama Serat Cabolek, yang   dalam gerakan keagamaan, dengan   Tradisi dalam Perspektif Perbandingan
 bertahap, seperti halnya dalam tradisi   memahami kedua belah sisi dari situasi   ulama sebagai tangan kanan raja.
 integrasi. Orang luar mungkin akan   dialog. Sungguhpun begitu, dialog   Iskandar Thani-lah yang melakukan   Sejarah Asia Tenggara adalah kisah
 menyebutnya sinkretisme, tetapi dalam   terus berlangsung. Dan para santri   pembersihan atas para pengikut   interaksi dari berbagai lapisan basis
 tradisi ini yang ingin ditemukan ialah   dengan pesantren mereka melanjutkan   Hamzah Fansuri, walaupun sebenarnya   kesatuan. Pembentukan satu lapisan
 terdapatnya keselarasan dan kesesuaian.  proses “santrinisasi” dengan cara   atas anjuran Nuruddin ar-Raniri. Dan   kesatuan adalah penciptaan sebuah
 “mengislamkan” simbol-simbol budaya. 61  Sultan Iskandar Muda yang dianggap   tipe peradaban baru. Kedatangan
 Penekanan terhadap kebenaran doktrin   sebagai pembangun masjid besar dan   Islam, seperti juga ekspansi “peradaban
 agama dengan mengalahkan filsafat   Tradisi dialog senantiasa dibutuhkan   yang menyuruh rakyat untuk mematuhi   Hindu”, yang terjadi sebelum episode
 Kawi berarti sama dengan penolakan   oleh kekuasaan dan pandangan dunia   ajaran agama. Dalam tradisi dialog,   sejarah itu, bukanlah, seperti yang
 terhadap landasan dunia kultural Jawa.   kraton. Corak ortodoksi kraton ini   bukan kepada raja, tetapi kepada wali   dengan tepat dikatakan oleh seorang
 Sedangkan penolakan terhadap ajaran   mengakui keberadaan dua dunia yang   atau ulama besar, penghargaan harus.  sejarawan “suatu garis yang kontinyu,
 Islam tidak hanya berarti kembali ke   harus berhubungan dengan serasi, baik   ditujukan untuk gerakan keagamaan   tetapi... suatu konfigurasi dari pusat-
 zaman Ciwa-Budha, tetapi adalah pula   dalam kehidupan ancaman sentripetal   yang penting. Bukan Sultan, tetapi   pusat tradisi yang menonjol dalam
 pengingkaran sejarah dan kenyataan   yang selalu menghantui—yakni usaha   Wali Sanga, yang membangun masjid   lingkungan yang asing”.  Dan dalam
                                                                          62
 sosial-kultural.  kraton kecil untuk melepaskan diri   suci Demak. Wali Sanga pula dan tidak   proses itu, agama universal Islam yang



 230  Dinamika islam Di asia tenggara: masa klasik   Dinamika islam Di asia tenggara: masa klasik   231
   238   239   240   241   242   243   244   245   246   247   248