Page 247 - Final Sejarah Islam Asia Tenggara Masa Klasik
P. 247

sebagai bagian dari dunia kultural   Pada abad XVIII suasana kesatuan ini   dalam pola perilaku. Maka jadilah   Kesatuan Mistis dan Raja Ideal:
 yang lebih besar. Betapapun Islamisasi   memberi kemungkinan bagi munculnya   pula tradisi, pada tahap yang rasional,   Ideologi Kerajaan Islam
 Banjarmasin, Lampung dan Palembang,   seruan jihad yang bernafaskan pan-  sebagai ukuran untuk menentukan   Renungan Doktrin dan Akomodasi
 tidak terlepas dari dominasi politik   Islamistis baik di Jawa, maupun di   mana yang wajar dan mana yang   Kultural
 Mataram, namun perkembangan   perairan Selat Malaka. Bahkan juga   tidak.
 selanjutnya menunjukkan bahwa mereka   memberi peluang bagi “advonturir   Mundurnya kekuasaan raja, sebagai   Sekali peristiwa raja Malaka, Sultan
 adalah bagian dari tradisi intelektual   politik” untuk menyerukan perang   penguasa yang mempunyai monopoli   Mahmud Sah, harus menyelesaikan
 “Islam Melayu”. Bahkan, jika abad XVII   sabil di perairan Selat Malaka dan Selat   dalam pengambilan inisiatif, karena   perdebatan yang terjadi di kalangan
 ditandai sebagai kepemimpinan Aceh   Sunda di bawah pimpinannya. Ia ingin   penetrasi kolonialisme Barat (abad   ulama. Sedemikian pelik masalah
 dalam pengembangan tradisi intelektual   mendirikan “kraton” dengan landasan   XVIII di Jawa dan abad XIX di daerah-  yang dihadapinya sehingga ia merasa
 maka akhir abad XVIII adalah   jihad melawan kafir. 68  daerah politik-kultural lain) berarti   perlu untuk mengirim utusan kepada
 giliran Palembang untuk menduduki   Hubungan antarkerajaan atau   hilangnya salah satu yang menunjang   Sultan dari Pasai untuk mendapatkan
 kehormatan ini.  Seperti Aceh, yang   kesatuan politik, yang kadang-   kepranataan dari tradisi. Sementara   jawaban yang sesuai dengan masalah
 67
 mempunyai bahasa sendiri, Palembang   kadang menunjukkan usaha untuk   itu sistem birokrasi moderen dan   yang sedang diperdebatkan itu.
 juga menghasilkan teks-teks dalam   memberi makna terhadap konsep   corak eksploitasi ekonomi gaya baru   Apakah jawab yang harus diberikan
 bahasa Melayu.  kesatuan kultural dalam pola laku   adalah ancaman yang potensial   terhadap pernyataan “siapa yang
 politik, tak pula jarang diwarnai   terhadap keberlanjutan kedua corak   pernah mengatakan bahwa Tuhan
 Ikatan dinasti dan kesatuan agama   oleh konflik. Pertikaian segi-tiga   tradisi tersebut. Tetapi, barangkali   adalah pencipta dan pelindung abadi
 serta kepentingan politik bersama   Johor, Jambi, dan Palembang (abad   bukanlah suatu ironi sejarah kalau   adalah kafir dan siapa yang pernah
 adalah unsur-unsur yang bisa mengikat   XVII), umpamanya, memang tidak   tradisi tersebut berkembang menjadi   mengatakan bahwa Tuhan tidak
 berbagai wilayah kesatuan politik dalam   bisa diterangkan dengan dua konsep   landasan identitas kultural di satu   pencipta dan pelindung yang abadi
 usaha bersama melawan penetrasi usaha   tradisi yang telah diperkenalkan.   pihak dan landasan baru bagi   adalah sesungguhnya kafir”? Setelah
 monopoli ekonomi dan ekspansi Barat.   Keduanya—tradisi integrasi dan tradisi   konservatisme politik, di pihak   mendengarkan pertanyaan ini, maka
 Dalam kaitan inilah umpamanya periode   dialog—hanya mempunyai keabsahan   lain. Proses mitologisasi yang telah   Sultan Pasai pun mengumpulkan
 awal perang yang hampir tanpa henti   dalam menerangkan situasi internal.   terjadi dan terus dipupuk oleh para   semua ulama dan meminta mereka
 antara “Moro” dengan Spanyol ditandai   Adalah demi kepentingan kelompok   Literati, baik dari kalangan ulama   menyelesaikannya. Tetapi tidak seorang
 oleh keterlibatan Brunei dan kemudian   pemegang wewenang, baik Sultan   maupun bukan, serta berlanjutnya   pun yang sanggup memberikan jawaban
 Ternate. Dalam masa ini pula (abad XVI   dengan para pembesar istana dan   validitas dari “struktur keniscayaan”   yang dapat memuaskan utusan Malaka.
 ‘Spanyol berkhayal bahwa jika mereka   penguasa lokal, maupun para ulama,   (structure of plausibility),  yang telah   Akhirnya Sultan Pasai memanggil
                                  69
 dapat mengalahkan koalisi Ternate dan   untuk menjaga keutuhan tradisi   memberikan suasana kesesuaian   utusan Malaka, Tun Muhammad, dan
 Sulu bukan saja kedua daerah ini bisa   masing-masing. Maka, jadilah tradisi   antara yang dipercayai dengan yang   membisikkan sesuatu sambil berkata
 dikuasai tetapi juga Kalimantan dan   tersebut dalam wilayah masing-masing   dialami, adalah faktor-faktor yang   bahwa itulah jawaban yang diinginkan
 Jawa.  berperan sebagai landasan mitos   memungkinkan hal ini terjadi.  Sultan Malaka. 70



 234  Dinamika islam Di asia tenggara: masa klasik   Dinamika islam Di asia tenggara: masa klasik   235
   242   243   244   245   246   247   248   249   250   251   252