Page 244 - Final Sejarah Islam Asia Tenggara Masa Klasik
P. 244

menyertai hubungan perdagangan,         bahwa ia (Raja Soliman) tak bisa                            batu-batu nisan, di suasana pinggiran,   mempertahankan pandangan budaya
            tidak hanya mengalami berbagai tipe     membiarkan setiap kesewenangan,                             bukan di pusat kekuasaan atau budaya.   kosmopolitannya, bila bukan hubungan
            pertemuan dan perbenturan kultural,     mereka harus membayar dengan                                Karena itulah setelah kekuasaan        langsung dagangnya. Sebagai pemegang
            tetapi juga menciptakan sejumlah basis   kematian bila saja yang tersentuh adalah                   Islam berdiri, perhatian utama ialah   warisan Wall Sanga—para wali berasal
            pembentukan tradisi yang, seperti       kehormatan. 63                                              pemupukan gaya hidup keislaman, yang   dari pesisir—kota-kota pesisir, terutama
            disebutkan di atas, mengacu pada                                                                    dipantulkan oleh ajaran moral  serta   Cirebon, mengembangkan karya-karya
                                                                                                                                           64
            suasana politik dan kebudayaan tertentu.   Memang yang disentuh Spanyol                             peralihan simbol kultural dari situasi   mistik Islam. Sedangkan di kraton pusat
            Pembentukan tradisi integrasi di Aceh,   tidaklah sekedar kehormatan, tetapi                        Ciwa-Budhistik ke suasana Islam.  Hal-  di pedalaman, karya-karya sastera dan
                                                                                                                                              65
            Bugis-Makassar, Sulu, Maguindanao       hak hidup (1575) dari kekuasaan Islam                       hal ini cukup penting yang tak dapat   filsafat pra-Islam kembali dipakai salah
            dan sebagainya tidak dapat dipisahkan   yang baru saja berdiri. Tetapi perintah                     diabaikan tetapi pengalaman historis   satu sumber bagi berbagai pemikiran
            dari jalur perdagangan yang sedang      untuk menghancurkan “orang-orang                            sebagai akibat tekanan luar yang berbeda   kebudayaan baru.  Tetapi dominasi
                                                                                                                                                                       66
            berlangsung. Jatuhnya Malaka ke tangan   Moro” di Sulu dan Mindanao, kepada                         tak pula bisa diabaikan. Bagaimanakah   politik telah berada di tangan VOC.
            Portugis mengakibatkan terpencarnya     Panglima pasukan Spanyol adalah awal                        sekiranya jika VOC tak terlibat        Akibatnya, perkembangan ini tidak
            para pedagang Islam ke mana-mana.       dari perang- perang yang meliputi tiga                      dalam dinamika internal Mataram?       saja mempertajam perbedaan sistem
            Jatuhnya Malaaaaaa seakan-akan          abad. Perang-perang ini memperteguh                         Bagaimanakah jadinya dengan berbagai   negara maritim dan agraris, seperti
            menjadi pendorong bagi munculnya dan    tradisi integrasi internal di kalangan                      perang suksesi, yang sering melibatkan   pernah dikatakan oleh van Leur, atau
            tumbuhnya pusat-pusat perdagangan       masyarakat “Moro”, tetapi sekaligus                         pesantren, tak dicampuri Belanda? VOC   menjadikan kehidupan di pesisir sebagai
            baru. Begitu pulalah halnya dengan      menghalangi kemungkinan salah satu                          jauh terlibat di dalam setiap peristiwa   pola kebudayaan Pesisir yang khas,
            penghinaan VOC terhadap Makassar        pusat kekuasaan untuk tampil sebagai                        dan konflik internal dan mempengaruhi   tetapi juga mengukuhkan perkembangan
            bahkan mendorong pelaut dan             pemersatu. Kecuali kesultanan Sulu,                         jalan peristiwa. Bergesernya pusat     kearah tradisi dialog.
            advonturis Bugis-Makassar menjadikan    kerajaan suku-bangsaTausug, tidak                           kekuasaan atau kraton pusat, yang
            Selat Malaka sebagai wilayah “operasi”   ada masyarakat politik di Filipina                         kemudian diikuti oleh penghancuran     Konseptualisasi dari dua tradisi
            mereka.                                 Selatan yang bisa dipersatukan. Tidak                       kadipaten-kadipaten di pesisir Utara   ini diperlukan sebagai alat analitis
                                                    Maguindanao, apalagi di kalangan orang                                                             untuk memahami dinamika Islam
            Penganut tradisi ini pula, yang         Maranao. Di sini pusat- pusat kekuasaan                     sebagai pusat kekuasaan perdagangan    dalam wilayah politik masing-
            memperkuat tekad Raja Soliman,          lebih membayangkan situasi kraton-                          dan keagamaan dapat dikatakan sebagai   masing. Sedangkan dalam hubungan
            raja penguasa Islam di Manila ketika    kraton kecil, tanpa kraton pusat.                           kembalinya ke masa pra Majapahit,      antarnegara atau antarwilayah politik
            pasukan Spanyol di bawah pimpinan                                                                   ketika hak atas tanah dan harta benda   berbagai peristiwa historis, telah
            Legaspi, mendarat di teluk yang indah   Keterlibatan wilayah kultural Jawa yang                     merupakan sumber utama pendapatan      menjadikan Asia Tenggara suatu
            di pulau Luzon ini (1571). Konon, dalam   jauh ke dalam suasana perserikatan                        kerajaan. Sementara itu kadipaten-     wilayah, yang diikatoleh rasa kesatuan
            pertemuannya dengan orang Spanyol,      dan tradisi kenegaraan Ciwa-Budhistik                       kadipaten di pesisir, yang telah       yang sama. Proses Islamisasi Patani,
            ia mengatakan bahwa ia menyambut        adalah faktor yang membedakan proses                        membangun tipe tradisi tertentu, dengan   Bugis- Makassar, Sulu-Maguindanao,
            dengan tangan terbuka kedatangan        awal Islamisasi. Komunitas Islam mulai                      didukung oleh pasar dan pesantren,     dan sebagainya memperlihatkan betapa
            mereka. Tetapi mereka harus menyadari   terbentuk, sebagaimana dibuktikan oleh                      harus menemukan cara lain untuk        masing-masing merasakan diri mereka



         232    Dinamika islam Di asia tenggara: masa klasik                                                                                           Dinamika islam Di asia tenggara: masa klasik   233
   239   240   241   242   243   244   245   246   247   248   249