Page 248 - Final Sejarah Islam Asia Tenggara Masa Klasik
P. 248

Tetapi, apakah jawaban yang diberikan   kisah Syekh Siti Jenar, yang dihukum                        penguasa lokal atau raja mengalami     Dalam suasana ini bukan lagi dunia-
            Sultan Pasai itu? Sejarah Melayu tidak   para wali, sangat terkenal. Berbagai                       berbagai corak peristiwa sampai ia     makna yang dihayati oleh sebuah
            mengatakannya. Namun dari ketiadaan     kisah lain akan mudah juga didapatkan.                      akhirnya mengambil pilihan yang pasti   komunitas kognitif yang menjadi
            jawab ini barangkali salah satu fungsi   Si penyebar pengetahuan esoteris kepada                    -”menjadi Muslim”. Kini pertanggungan-  perhatian pokok, tetapi corak higher
            kultural dari Sejarah Melayu dapat      masyarakat awam, bukan saja dapat                           jawaban kultural telah digantikan      civilization lama yang harus dikalahkan.
            pula dilihat. Teks ini, seperti juga teks   dituduh sebagai “pengacau” kemantapan                   oleh usaha pencarian yang tanpa henti   Dengan “kemenangan” mitologis
            historiografi tradisional yang lain, ingin   ortodoksi, yang telah dibenarkan                       hakikat tertinggi. Mitos konversi,     ini maka si pemenang mendapatkan
            menciptakan atau memupuk suatu dunia    konsensus, tetapi juga sebagai                              yang ingin meletakkan landasan         legitimasi kultural sebagai penyebar
            makna yang dihayati bersama. Teks ini   “pembangkang” terhadap keabsahan                            paradigma baru, dengan memberikan      agama dan pencari hakekat ajaran
            ingin membangun suatu paradigma         sistem otoritas. Kasus ini pulalah yang                     penjelasan mitologis tentang keharusan   keagamaan. Namun dengan begini
            yang dapat menjadi landasan dalam       harus dihadapi sufi legendaris, Al-Hallaj,                  transformasi landasan kepercayaan      pula mitos perbenturan intelektual
            hidup kemasyarakatan, dengan sistem     dari abad X M.                                              dan kultural, kini telah digantikan oleh   bisa merupakan penjelasan tentang
            hirarki, yang diakui bersama. Sedangkan                                                             kisah “kompetisi intelektual” yang     berlanjutnya unsur-unsur lama dalam
            jawab yang diberikan bukanlah “hal”     Kini kita telah berhadapan dengan                           dimenangkan.                           paradigma pemikiran baru. Keabsahan
            yang pantas untuk diketahui semua       wilayah permasalahan yang                                                                          unsur-unsur lama tidak secara total
            orang. Hanyalah golongan tertentu saja   menyangkut refleksi dan pemikiran                          Maka diceritakanlah bahwa seorang      dinafikan, tetapi dijadikan sebagai
            yang bisa memahami, tanpa merusak       terhadap esensi dan tuntutan ajaran                         pendeta Hindu telah siap dengan segala   sesuatu yang subordinatif kepada
            dirinya dan masyarakat.                 agama, bukan lagi pertanggungan                             buku-bukunya untuk berdebat dengan
                                                    jawab kultural terhadap proses konversi                     Sunan Bonang. Tetapi dalam perjalanan   yang baru, yang kini ditampilkan
            Kisah ini hanyalah sebuah ilustrasi dari   yang telah terjadi. Dalam historiografi                  laut itu kapalnya kandas. Semua        sebagai “pemegang hegemoni” dunia
            sikap keyakinan keagamaan bahwa         tradisional atau ingatan kolektif                           buku keagamaaan yang dibawanya         nilai. Dengan begini pula proses
            dalam masalah pemahaman hakikat         masyarakat, raja, yaitu sang penguasa                       telah terbenam bersama kapal yang      Islamisasi dari unsur-unsur lamapun
            ketuhanan terdapat pembedaan yang       wilayah yang menjadi biasa menjadi                          membawanya. Setelah sang pendeta itu   itu dijalankan. Begitulah, umpamanya,
            penting antara golongan awam dengan     fokus utama dalam kisah atau, mungkin                       berhasil mendarat, secara kebetulan ia   Raden Said (anak penguasa Tuban), yang
            golongan yang telah mendalami ilmu      juga, mitos dari peristiwa konversi                         bertemu dengan seseorang yang sedang   telah berkelana sebagai penjudi dan
            keagamaan. Ternyata tidak semua orang   agama—seperti kasus raja bermimpi                           menancapkan tongkatnya di tanah.       perampok, kemudian ia dikenal sebagai
            dibiarkan untuk memasuki pemasalahan    (Pasai), raja sakit (Patani), raja dikunjungi               Ternyata orang itu dialah yang bernama   Syeh Melaya (dan akhirnya bergelar
            ketuhanan yang serba pelik. Hanyalah    Nabi (Tallo’) dan sebagainya—- kini                         Sunan Bonang. Dalam perdebatan         Sunan Kalijaga), setelah Sunan Bonang,
            mereka yang telah “terpelajar” yang     peranannya telah digantikan oleh                            teologis yang mereka adakan, akhirnya   secara demonstratif, sesuai dengan
            bisa dan dibolehkan memasuki wilayah    para ulama, para sufi, yang selalu                          sang pendeta menyadari bahwa buku-     pemikiran religio-mistis yang berlaku,
            permasalahan ketuhanan yang pelik ini.   resah mencari suasana kepastian dan                        bukunya yang hilang itu tidaklah       memperlihatkan bahwa kekayaan
            Sejarah Melayu dalam hal ini hanyalah   kemantapan. Dalam mitos konversi,                           sebanding dengan “buku” yang           material bukanlah jaminan untuk
            salah satu kasus saja, bahkan, tidak pula   seperti telah dikisahkan pada bagian                    sebenarnya. Ia pun akhirnya menjadi    mendapatkan kebahagiaan. Kemudian,
            yang paling terkenal. Dalam tradisi Jawa,   terdahulu, kelihatan betapa seorang                     murid setia dari Sunan Bonang. 71      tanpa meniadakan keabsahan pemikiran



         236    Dinamika islam Di asia tenggara: masa klasik                                                                                           Dinamika islam Di asia tenggara: masa klasik   237
   243   244   245   246   247   248   249   250   251   252   253