Page 251 - Final Sejarah Islam Asia Tenggara Masa Klasik
P. 251

serba mistis itu, Sunan Kalijaga tampil   mistis—sebagai bukti dari kebesaran   nama-nama ulama yang berdatangan ke   menaik, adalah salah satu ciri khas dari
 dalam historiografi tradisional dan   Allah. Islamisasi, yang dilihat sebagai   Aceh. Di antara mereka yang datang itu   zaman pra-kolonial Asia Tenggara.
                                                                                   79
 kesadaran sejarah Jawa tidak saja   penyempurnaan dari pemikiran   termasuk juga pamannya sendiri. 75  Hal ini malah terus berlanjut setelah
 sebagai penyebar agama yang paling   religio-magis lama, telah terjadi.   hegemoni politik dipegang kekuasaan
 berjasa, tetapi juga seorang power broker,   Makna baru telah diberikan kepada   Dari teks-teks yang ditemukan dapat   asing.
 yang memainkan peranan yang sangat   “realitas internal” yang lama. Barulah   dikatakan bahwa sejak awal abad XVI,   Demikianlah, secara sepintas lalu
            dan mencapai puncaknya di abad XVII,
 penting di saat-saat kritis pada masa   kemudian, ketika gelombang pemikiran   adalah periode yang paling penting   tahap-tahap dalam sejarah Islam di
 peralihan hegemoni kekuasaan dari   skriptualis melanda, maka hal yang dari   dalam proses pembentukan tradisi   Asia Tenggara bisa ditelusuri. Mula-
 Demak ke Pajang terus ke Mataram.  72  sudut syariah merupakan kesenjangan
 doktrinal ini tampil menjadi fokus   pemikiran Islam di Asia Tenggara.   mula yang menjadi tema utama ialah
 Lebih daripada itu, Sunan Kalijaga   perdebatan.  Abad ini tidak saja memperlihatkan   penciptaan suatu komunitas kognitif
 adalah “pahlawan kebudayaan”   aktivitas perdagangan internasional   Islam. Hal ini segera disusul dengan
                                             76
 (culture hero) yang dengan gemilang   Terbentuknya tradisi yang memberikan   dan inter-insuler yang sangat tinggi,    usaha menjadikannya sebagai bagian
 “membimbing” perubahan landasan   warna higher civilization ini tak   serta kejayaan beberapa kerajaan besar   dari suasana kosmopolitan Islam. Di
 sistem kosmos lama kepada yang baru.   terlepaskan dari mobilitas yang cukup   Islam (Aceh Darussalam, Mataram,   saat ini berbagai usaha penerjemahan
 Maka para peninjau pun bisa berkata   tinggi dari para ulama sufi sejak awal   Banten, Makassar/ Gowa-Tallo dan   dijalankan dan mitos-konversi
 74
 tentang berlanjutnya tradisi sinkretik,   penyebaran Islam.  Bukan saja laporan   Ternate), tetapi juga masa ketika   dirumuskan. Pada tahap kedua, batas-
 tetapi khalayak kultural itu sendiri   Ibnu Batutah tentang Sultan dari   landasan tradisi intelektual dan politik   batas antara suasana “kekafiran”
 melihatnya sebagai keutuhan kultural   kerajaan Samudra yang selalu dikelilingi   diletakkan. Dengan usaha salin-  dan “keislaman” mulai diperjelas.
 yang berlanjut.  oleh para ulama, yang mengatakannya,   menyalin, ketika budaya cetak masih   Inilah pula saatnya, seperti batu tulis
 Tome Pires juga bercerita tentang para   jauh dari jangkauan, penyebaran ide-  Trengganu (abad XIV) dan naskah-
 Dalam sejarah penyebaran Islam,   mulla yang selalu menemani para   ide keagamaan terjadi secara bertahap.   naskah Islam awal (dari abad XVI)
 sebagai sebuah rangkaian peristiwa dari   pedagang. Para wali, yang disebut   Peristiwa ini tak dilupakan oleh   memperlihatkan, betapa keharusan-
 konfrontasi intelektual, Sunan Kalijaga   maulana, yang aktif di kota-kota pantai   berbagai teks historiografi tradisional.   keharusan doktrin serta etika (akhlak)
 bukanlah tokoh yang unik. Ia dengan   utara Jawa, juga selalu bergerak,   Maka diceritakanlah, umpamanya,   Islam mulai diperkenalkan. Sementara
 mudah akan dapat menemukan “teman-  berkeliling, meskipun mereka berasal   tentang seorang raja mengirim kitab   tahap-tahap tersebut terus berlanjut,
 temannya” di anak benua India.    dari “luar negeri”. Sultan Mansyur Sah   yang dianggap penting sebagai tanda   periode baru telah dimasuki. Renungan
 73
 Keajaiban-keajaiban yang dialami oleh   mengirim Tun Bija Wangsa ke Pasai,   persahabatan kepada raja lain.  Sang   pribadi tentang hubungan manusia,
                                       77
 para tokoh pencari Zat Yang Maha   seperti yang diungkapkan Sejarah   raja pun tidak akan terlalu payah untuk   sebagai makhluk, dengan Sang Maha
 Tinggi ini tidak lagi bisa diterangkan   Melayu, karena pengaruh Maulana Abu   dapat mengetahui isinya, sebab ia selalu   Pencipta, mulai semakin intens
 sebagai sesuatu yang bersumber dari   Bakar, yang datang ke Malaka dengan   didampingi oleh para ulama, yang akan   dilakukan. Kecenderungan inilah
 dirinya (sebagai kemampuannya untuk   membawa kitab “Durr Mauzum”. Dalam   dapat memberi pandangan terhadap   yang menjadikan Aceh sebagai “pusat
 memanipulasi kekuatan adikodrati),   kitabnya yang terkenal Bustanus salatin,   kitab itu.  Mobilitas ulama, di saat   penghasil” bintang-bintang cemerlang
                    78
 tetapi—sejalan dengan pemikiran   Nuruddin ar-Raniri juga menyebutkan   kekuasaan politik dan ekonomi sedang   dalam sejarah pemikiran Islam di



 238  Dinamika islam Di asia tenggara: masa klasik   Dinamika islam Di asia tenggara: masa klasik   239
   246   247   248   249   250   251   252   253   254   255   256