Page 254 - Final Sejarah Islam Asia Tenggara Masa Klasik
P. 254

“Apakah masih belum tiba waktunya       sempurna, ketika “diri” telah terlebur                      keras oleh Syekh Nuruddin ar-Raniri,   keseluruhan memperlihatkan “perjalanan
            bagi orang-orang yang beriman supaya    dalam rasa kesatuan Ilahi. Tetapi                           ulama besar dar Ranir, yang sangat     pemikiran” yang sangat memikat—mulai
            hatinya tunduk untuk mengingat          apakah arti dari keterlibatan dalam                         tajam dan produktif.                   dari keharusan syariat dan etika Islam
            Allah dan kebenaran wahyu yang telah    kesatuan Ilahi ini? Hal inilah yang                                                                sampai akhirnya pertemuan dengan al-
            diturunkan? Jangan hendaknya mereka     menjadi pangkal perdebatan—apakah                           Masalah teologis pokok yang            Khalik. Ketika Hamzah, bersyair kepada
            meniru ahli-ahli kitab yang dulu, yang   kesatuan dalam wujud, zat, ataukah                         ditentangnya bukanlah hal yang unik    kaum awam, agar:
            setelah lama berlalu, hati’ mereka      shuhud, kesaksian? Wahdat al-wujud                          dalam sejarah mistisisme Islam. Hamzah,
            menjadi berat. Bahkan sebagian mereka   meniadakan eksistensi realitas, karena                      atau pun Syamsuddin, mempunyai         Fardhu dan sunnat yogya kau pakai
            menjadi fasik”. Tetapi, bagaimana       telah tergabung dalam “kesatuan                             “teman” yang cukup banyak. Di samping   akan lima waktu jangan kau lalai
            caranya? Maka, dalam Surah 52/aI-       wujud” dengan Allah—suatu sikap                             para mistikus besar dari “zaman
            Hadid: 3, Allah memberi tanda, “Dialah   monistik yang pantheistik ekstrim telah                    keemasan” Islam, seperti Ibn al-Arabi,   Halal dan haram faraqhan bapai
            Yang Awal dan Yang Akhir, Yang Lahir    ditemukan. Tetapi wahdat al shuhud                          al-Hallaj, dan lainnya, permasalahan   Itulah amal yang tiada berbagai 84
            dan Yang Batin. Dia Maha Mengetahui     bertolak dari pengakuan bahwa tingkat                       corak hubungan antara makhluk dan
            segala-galanya”. Dan, lebih lagi (ayat 4),   yang tertinggi ialah terjadinya kasyaf                 al-Khalik, juga dihadapi oleh suluk-   atau, ketika ia barulah sekedar mengingatkan
            “Dia ada bersamamu di mana saja kamu    atau shuhud, ketika diri terasa telah                       suluk Jawa, seperti antara lain yang   lagi,
            berada. Allah Maha Melihat apa yang     menjadi bagian dari suasana ke-Ilahi-                       terkenal, Suluk Wijil dan Suluk Kalifah,   “Aho segala kita yang bernama Islam
            kamu kerjakan”.  Selanjutnya Surah 50   an. Jika yang pertama, telah bercorak                       dan tak kurang pentingnya masalah usul
                           80
            : 15, Kami lebih dekat padanya daripada   monistik, maka yang kedua masih                           suluk atau prinsip-prinsip suluk yang   Yogya diturut Hadith dan Kalam
            urat nadinya”. Demikian dekat, tetapi   bertahan pada sifat hakiki berbeda                          dibahas dengan mendalam oleh kitab     Karena firman dalamnya taman
            terasa begitu jauh jalan yang harus     antara Yang Mencipta (al-Khalik) dengan                     yang dulu disebut “Het Boek van Bonang
            ditempuh untuk dapat menemui-Nya.       yang dicipta (makhluk).                                     tetapi, menurut pembacaan Drewes, lebih   Mengatakan Tuhan tiada bermakam 85
            Dalam proses untuk berhubungan                                                                      tepat disebut, “Nasehat Seh Bari”. Namun   Dari sudut pemikiran ortodoksi,
            dengan Allah ini bukan saja perdebatan   Berdasarkan teks-teks yang ditemukan                       arti kehadiran Hamzah Fansuri, sang    syariah Ke-esaan Tuhan Yang Maha
            teologis yang hebat telah terjadi (dan   bisa diketahui bahwa perdebatan                            penyair sufistik, dalam sejarah pemikiran   Ada dan keharusan untuk mengikuti
            masih berlangsung), dan berbagai corak   mengenai hal ini barulah terjadi di                        tetap penting. Bukan saja syair yang   Hadith dan memahami kalam Allah
            aliran tarekat bermunculan, “penetrasi”   abad ke-16 di Asia Tenggara. Dalam                        dihasilkannya boleh dikatakan termasuk   adalah bagian-bagian pokok. Tetapi
                                                                                 81
            dari pemikiran mistik ke dunia          masalah inilah Hamzah Fansuri,  tampil                      teks yang tertua, tetapi juga ditangannya   bagaimanakah kalau sekiranya segala
            pemikiran agama lain pun kadang-        sebagai pembawa suluh dari sejarah                          ajaran tasauf tampil dalam bentuk estetik   hal itu tidak sekedar dipahami dan
            kadang menyelinap juga.                 pemikiran Islam, untuk kemudian                             yang bernilai tinggi. Salah satu suluk
                                                    diikuti oleh Syamsuddin as-Sumatrani,                       tertua, Serat Suluk Sukarsa, barangkali   diikuti, tetapi harus dilanjutkan
                                                                                       82
            Tasauf, sebagai intensifikasi dalam     seorang murid Hamzah atau setidaknya                        dipengaruhi oleh Hamzah Fansuri, sebab   dengan intensifikasi pendekatan
            pengabdian kepada Allah, adalah usaha   mencoba memberi tafsiran atas syair-                        ungkapan-ungkapannya mirip dengan      diri dengan Sang Maha Pencipta?
            untuk mencapai tingkat gnosis yang      syair Hamzah Fansuri yang pelik-pelik.                      syair Hamzah. Tidak kurang daripada    Bagaimanakah bisa dipahami nasehat
                                                                                                                            83
            tertinggi, tingkat makrifat yang paling   Ajaran mereka berdualah yang ditentang                    kesemua itu syair-syairnya secara      Hamzah, yang berbunyi:



         242    Dinamika islam Di asia tenggara: masa klasik                                                                                           Dinamika islam Di asia tenggara: masa klasik   243
   249   250   251   252   253   254   255   256   257   258   259